Pernah dengar cuitan Jirote Wangcharoen? Turis asal Thailand ini mengaku "digetok" harga tinggi untuk tarif transportasi dari Probolinggo menuju Bromo.
Bromo. Destinasi wisata berkelas. Melegenda di kalangan traveler dan backpacker. Bahkan turis mancanegara menempatkan Bromo sebagai destinasi wisata favorit. Mengapa? Sebab Bromo ibarat “Negeri Dongeng” dengan segala keindahannya.
Rugi kalau nggak pernah ke Bromo. “Negeri Atas Awan” sebutan lain Bromo dan kawasan wisata pegunungan lainnya, panorama alamnya begitu memukau.
Jutaan traveler dan backpacker dapat melihat langsung fenomena alam “The Golden Sunrise”. Cipta pesona Tuhan Yang Maha Sempurna.
Tidak semua orang beruntung melihat penampakan Sunrise di Bromo. Jika suasana langit cerah, maka Sunrise akan menyapa dengan senyum menawan. Decak kagum tak akan terhenti. Percaya dech…
“Sang Fajar” akan muncul dari peraduan. Menerangi manjapada di atas deretan pegunungan yang masih mendengkur. Pesona kemunculannya dibarengi dengan tarian memukau gerombolan kabut putih yang meliuk-liuk menggemaskan. Memanjakan mata tiada tara.
Untuk mendapatkan point of view, harus hunting tempat favorit dalam waktu yang tepat. Butuh perjuangan juga perhitungan kapan dan dari mana perburuan Sunrise dimulai.
Pananjakan, Seruni Point, Bukit Kingkong, dan Mentigen merupakan point of view yang menjadi tujuan traveler dan backpacker dari arah Probolinggo. Penulis merekomendasikan Pananjakan. Tempat terfavorit berburu Sunrise di Bromo.
Mengapa Pananjakan?
Pananjakan menyediakan fasilitas lengkap keinginan wisatawan. Deretan kios makanan dan minuman lengkap dengan toilet siap menyambut. Jangan khawatir kelaparan dan kedinginan. Makanan dan minuman hangat siap saji dapat dinikmati dengan harga terjangkau.
Ada tip untuk bisa ambil tempat di point of view Pananjakan. Cara ini seringkali diremehkan. Apa itu? Harus tepat waktu berangkat ke Pananjakan.
Jika berangkat dari sekitaran Kota Probolinggo, Pukul 02.00 WIB sudah harus meluncur ke Bromo. Andai menginap di Sukapura dan sekitarnya, Pukul 03.00 WIB sudah harus bergerak ke Pananjakan.
Ratusan kendaraan merayap naik. Ribuan wisatawan berlomba menuju Pananjakan. Apalagi di hari libur nasional dan “Peringatan Kasada”.
Tepat waktu, kata kunci untuk menggapai point of view Pananjakan. Bagaimana seandainya jalanan sudah penuh dan kendaraan tertahan cukup jauh dari Bukit Penanjakan? Seruni Point, Bukit Kingkong, dan Bukit Mentigen alternatif yang bisa dituju.
Hati-hati Kena “Getok”
Cuitan Jirote Wangcharoen memang pernah terjadi. Turis asal Thailand ini mengaku "digetok" harga tinggi untuk tarif transportasi dari Probolinggo menuju Bromo.
Pernah juga tersiar kabar, karena ulah “oknum”, tarif jeep wisata di kawasan Gunung Bromo berlipat. Apalagi di musim liburan dan Perayaan Kasada.
Ada tip untuk menghindari kena “Getok” dan tarif jeep berlipat.
Pertama, ke Bromo dengan rombongan berpengalaman. Jika menemukan komunitas traveler berpengalaman ke Bromo, ada baiknya ikut di dalamnya. Mereka lebih tahu bagaimana cara menghindari ulah “Calo” dan “Oknum” nakal lainnya.
Kedua, manfaatkan jasa perjalanan wisata yang mampu memberikan layanan memuaskan. Banyak jasa travel di seputaran “Terminal Bayuangga” Probolinggo. Telusuri info terpercaya layanan mereka di berbagai media.
Buat skala prioritas dan catatan penting kelebihan maupun kekurangan jasa travel yang ada. Jika sudah mendapatkan jasa perjalanan wisata yang terpercaya, minta dan catat nomor kontak penting yang sewaktu-waktu dapat dihubungi.
Ketiga, gunakan jasa pemandu traveler atau backpacker terpercaya. Tentu cara ini butuh informasi dari kalangan pecinta alam yang pernah ke Bromo.
Sembari menikmati perjalanan wisata dengan pemandu, cobalah hunting dan wawancara langsung dengan pemilik homestay, hotel, maupun jasa angkutan jeep di sekitaran Sukapura.
Pemilik homestay, hotel, dan jasa jeep bisa dimintai info seputar tip aman dan menyenangkan berwisata ke Bromo.
Mintalah nomor kontak, jika merasa puas dengan layanan mereka, termasuk nomor kontak sopir jeep. Nomor kontak ini penting untuk kembali dihubungi, jika sewaktu-waktu ingin kembali berkunjung ke Bromo.
Baca Juga : Budak Cinta, Ghosting, dan Restu Orang Tua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H