Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Awas Kena "Getok", Ini Tip Aman Berburu Sunrise ke Bromo

11 Maret 2021   05:59 Diperbarui: 11 Maret 2021   06:03 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemandangan Bromo dari Pananjakan. Sumber: Joko Sutrisno on Pixabay.com

Pernah dengar cuitan Jirote Wangcharoen? Turis asal Thailand ini mengaku "digetok" harga tinggi untuk tarif transportasi dari Probolinggo menuju Bromo.

Bromo. Destinasi wisata berkelas. Melegenda di kalangan traveler dan backpacker. Bahkan turis mancanegara menempatkan Bromo sebagai destinasi wisata favorit. Mengapa? Sebab Bromo ibarat “Negeri Dongeng” dengan segala keindahannya.

Rugi kalau nggak pernah ke Bromo. “Negeri Atas Awan” sebutan lain Bromo dan kawasan wisata pegunungan lainnya, panorama alamnya begitu memukau.

Jutaan traveler dan backpacker dapat melihat langsung fenomena alam “The Golden Sunrise”. Cipta pesona Tuhan Yang Maha Sempurna.

Tidak semua orang beruntung melihat penampakan Sunrise di Bromo. Jika suasana langit cerah, maka Sunrise akan menyapa dengan senyum menawan. Decak kagum tak akan terhenti. Percaya dech…

“Sang Fajar” akan muncul dari peraduan. Menerangi manjapada di atas deretan pegunungan yang masih mendengkur. Pesona kemunculannya dibarengi dengan tarian memukau gerombolan kabut putih yang meliuk-liuk menggemaskan. Memanjakan mata tiada tara.

Untuk mendapatkan point of view, harus hunting tempat favorit dalam waktu yang tepat. Butuh perjuangan juga perhitungan kapan dan dari mana perburuan Sunrise dimulai.

Pananjakan, Seruni Point, Bukit Kingkong, dan Mentigen merupakan point of view yang menjadi tujuan traveler dan backpacker dari arah Probolinggo. Penulis merekomendasikan Pananjakan. Tempat terfavorit berburu Sunrise di Bromo.

Mengapa Pananjakan?

Pananjakan menyediakan fasilitas lengkap keinginan wisatawan. Deretan kios makanan dan minuman lengkap dengan toilet siap menyambut. Jangan khawatir kelaparan dan kedinginan. Makanan dan minuman hangat siap saji dapat dinikmati dengan harga terjangkau.

Mampir di salah satu kios Pananjakan. Sumber: DokPri.
Mampir di salah satu kios Pananjakan. Sumber: DokPri.
Namanya pegunungan, pasti udaranya dingin. Angin yang berhembus kencang menambah dinginnya suasana. Jangan khawatir, di Pananjakan terdapat sewa selimut untuk membentengi tubuh dari serangan dingin yang menusuk.       

Ada tip untuk bisa ambil tempat di point of view Pananjakan. Cara ini seringkali diremehkan. Apa itu? Harus tepat waktu berangkat ke Pananjakan.

Jika berangkat dari sekitaran Kota Probolinggo, Pukul 02.00 WIB sudah harus meluncur ke Bromo. Andai menginap di Sukapura dan sekitarnya, Pukul 03.00 WIB sudah harus bergerak ke Pananjakan.

Sewa selimut membentengi dingin nan menusuk. Sumber: Dokpri.
Sewa selimut membentengi dingin nan menusuk. Sumber: Dokpri.
Mengapa sedini itu waktunya? Agar kendaraan bisa mencapai Puncak Pananjakan tanpa halangan. Sebab banyak kendaraan yang saling berebut tempat parkir di sepanjang jalan menuju point of view Pananjakan.

Ratusan kendaraan merayap naik. Ribuan wisatawan berlomba menuju Pananjakan. Apalagi di hari libur nasional dan “Peringatan Kasada”.

Tepat waktu, kata kunci untuk menggapai point of view Pananjakan. Bagaimana seandainya jalanan sudah penuh dan kendaraan tertahan cukup jauh dari Bukit Penanjakan?  Seruni Point, Bukit Kingkong, dan Bukit Mentigen alternatif yang bisa dituju.

Hati-hati Kena “Getok”

Cuitan Jirote Wangcharoen memang pernah terjadi. Turis asal Thailand ini mengaku "digetok" harga tinggi untuk tarif transportasi dari Probolinggo menuju Bromo.

Pernah juga tersiar kabar, karena ulah “oknum”, tarif jeep wisata di kawasan Gunung Bromo berlipat. Apalagi di musim liburan dan Perayaan Kasada.

Ada tip untuk menghindari kena “Getok” dan tarif jeep berlipat.

Pertama, ke Bromo dengan rombongan berpengalaman. Jika menemukan komunitas traveler berpengalaman ke Bromo, ada baiknya ikut di dalamnya. Mereka lebih tahu bagaimana cara menghindari ulah “Calo” dan “Oknum” nakal lainnya.

Kedua, manfaatkan jasa perjalanan wisata yang mampu memberikan layanan memuaskan. Banyak jasa travel di seputaran “Terminal Bayuangga” Probolinggo. Telusuri info terpercaya layanan mereka di berbagai media.

Buat skala prioritas dan catatan penting kelebihan maupun kekurangan jasa travel yang ada. Jika sudah mendapatkan jasa perjalanan wisata yang terpercaya, minta dan catat nomor kontak penting yang sewaktu-waktu dapat dihubungi.

Ketiga, gunakan jasa pemandu traveler atau backpacker terpercaya. Tentu cara ini butuh informasi dari kalangan pecinta alam yang pernah ke Bromo.

Sembari menikmati perjalanan wisata dengan pemandu, cobalah hunting dan wawancara langsung dengan pemilik homestay, hotel, maupun jasa angkutan jeep di sekitaran Sukapura.

Pemilik homestay, hotel, dan jasa jeep bisa dimintai info seputar tip aman dan menyenangkan berwisata ke Bromo.

Mintalah nomor kontak, jika merasa puas dengan layanan mereka, termasuk nomor kontak sopir jeep. Nomor kontak ini penting untuk kembali dihubungi, jika sewaktu-waktu ingin kembali berkunjung ke Bromo.  

The Golden Sunrise of Bromo. Sumber: DokPri.
The Golden Sunrise of Bromo. Sumber: DokPri.
Semoga puas menikmati fenomena alam Bromo dan sekitarnya. Selamat berburu “The Golden Sunrise of Bromo”. 

Baca Juga : Budak Cinta, Ghosting, dan Restu Orang Tua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun