Mohon tunggu...
ARHIEF ER. SHALEH
ARHIEF ER. SHALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Petualangan Molly, Moldy, dan Molky

7 Januari 2021   07:51 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:02 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tiga anak kucing dan induknya. Sumber: Franz W. on Pixabay.com

Dikutip dari Wikipedia, Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral.

Kali ini penulis mengisahkan petualangan tiga anak kucing. Ketiganya selalu rukun dan bahagia. Hingga suatu hari mengalami kejadian luar biasa dalam hidupnya. Silahkan dibaca sampai tuntas ya…

***

Molly yang cantik, Moldy yang gagah, dan Molky yang lucu. Tiga anak kucing bersaudara. Molly yang tertua, bulu putihnya yang lebih dominan begitu bersih. Moldy yang nomor dua, bulu hitamnya yang lebih banyak, hitam mengkilat. Mata Moldy yang tajam dan tubuhnya yang gemuk kelihatan gagah. Sedangkan Molky yang paling muda, bulunya berwarna belang putih hitam hampir merata. Tingkah Molky yang lucu sangat menggemaskan.

Sinar matahari pagi yang hangat,  menyapa penghuni muka bumi. Pagi ini, Molly, Moldy, dan Molky berjemur di atas pagar tembok rumah. Pagi hari mereka senang berjemur karena sinar matahari pagi dapat memperkuat tulang.

“Hey Molly, lihat ke dalam gerobak barang itu!” Seru Moldy sambil menunjuk ke arah gerobak barang di samping rumah.

”Sepertinya ada ikan kering yang tertinggal di dalam gerobak.” Lanjut Moldy.

Molly yang asyik mengibas-ngibaskan ekornya melongokkan kepala. Dilihatnya tiga ekor ikan kering tertinggal pada gerobak barang sepeda motor. Molky pun tidak ketinggalan, dia ikut melongokkan kepala ke dalam gerobak.

Molky tidak melihat apa-apa dalam gerobak. Segera ia berdiri dan melongok kembali ke dalam gerobak. Woww…! benar kata Moldy, di dalam gerobak ada tiga ekor ikan kering yang tertinggal.

Tanpa berpikir panjang, Molly, Moldy, dan Molky melompat ke dalam gerobak barang. Segera mereka menyantap ikan kering yang ada dalam gerobak. Wahh… nikmat sekali ikan kering di pagi yang cerah ini. Rasa ikan kering yang gurih, langsung menggoyang lidah. Molly, Moldy, dan Molky asyik berpesta, mereka lupa akan keadaan sekeliling.

Tiba-tiba, BLAMM!!... gerobak barang ditutup oleh seseorang. Molly, Moldy, dan Molky tidak berani bersuara. Mereka takut ketahuan telah menyantap tiga ekor ikan asin dalam gerobak. Tak lama kemudian terdengar suara mesin sepeda motor dinyalakan.

***

Brum…! Brum…! Brummmm… sepeda motor terasa melaju kencang. Entah ke arah mana. Molly, Moldy, dan Molky hanya bisa diam di dalam gerobak.  

Setelah agak lama merasakan goncangan gerobak barang di jalanan, tiba-tiba sepeda motor berhenti dan diparkir. Terdengar suara sandal jepit menjauh dari gerobak barang. Pengendara sepeda motor pergi entah kemana.

“Moldy, coba kau buka tutup gerobak ini” Pinta Molly.

“Baiklah, tolong bantu aku mendorong tutup ini ke atas!”

Dengan sekuat tenaga Molly dan Moldy mendorong tutup gerobak. Sedikit demi sedikit tutup gerobak barang terbuka lebar. Molly, Moldy, dan Molky segera melompat ke luar.

Ketiganya kaget. Molly, Moldy, dan Molky ada di pinggir jalan raya. Banyak kendaraan lalu lalang. Depan mereka di seberang jalan, ada terminal bus.

“Asyikk… akhirnya kita dapat melihat bus!” seru Moldy.

“Wahh… hebat! Lihat, busnya besar-besar dan berwarna-warni. Indah yaa… seperti warna pelangi” kata Molky terkagum-kagum.

Tiba-tiba Moldy berlari menyeberang jalan ke arah terminal. Beberapa kendaraan yang melaju terpaksa berhenti mendadak. Sesaat lalu lintas macet.

Pak Polisi yang berdiri di depan pos terminal segera mengatur jalannya kendaraan yang ada. Moldy yang sudah ada di seberang jalan wajahnya tampak pucat. Karena kecerobohannya, Moldy hampir terlindas mobil. “Ah… ceroboh benar aku. Seharusnya aku melihat keadaan dulu sebelum bertindak” Sesal Moldy dalam hati.

Dibantu Pak Polisi, Molly dan Molky segera segera menyusul Moldy. Molky yang jenaka berlari sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Pak polisi dan orang-orang tersenyum melihat tingkah Molky. Sesampainya diseberang jalan, Molly, Moldy, dan Molky saling berpelukan

 “Bersyukurlah Moldy. Tuhan masih menyayangi kita” Kata Molly.

“Iya Molly, maafkan atas kecerobohanku yang membuat kalian cemas” Jawab Moldy tertunduk. Akhirnya mereka bertiga berlari-lari kecil ke dalam terminal bus. Mereka agak bingung hendak ke mana sebenarnya tujuan mereka. Ingin pulang ke rumah tidak tahu arah jalan pulang.

***

“Haaa…! Ini dia kucing-kucingku yang manis. Ayo manis ke sini semua. Kita bermain bersama, hap… hap… hap…” Tiba-tiba didepan Molly, Moldy, dan Molky menghadang seorang lelaki gila tinggi besar sambil melompat-lompat kegirangan. Tangannya yang kotor menggapai-gapai tubuh Molky.

Dengan gesit Molky menghindar dan berlari diikuti Molly dan Moldy. Mereka baru berhenti berlari sesampainya di sebuah warung nasi di dalam terminal. Napas mereka terengah-engah menahan letih dan rasa haus.

Di kejauhan tampak orang gila yang menghadang mereka kebingungan. Matanya membelalak mencari-cari keberadaan Molly, Moldy, dan Molky. Sesekali tangannya tampak diangkat mengepal dan kakinya menjejak-jejak tanah. Tampaknya orang gila itu sangat kesal kehilangan kucing-kucing buruannya. Orang-orang yang ada di terminal hanya tersenyum melihat tingkah orang gila itu.

“Hey lihat. Di belakang pagar besi itu ada sungai!” Seru Molky kegirangan.

”Ayo kita ke sana dan minum untuk menghilangkan rasa haus” Ajak Moldy.

Dengan berhati-hati agar tidak kelihatan orang gila, mereka segera menuju sungai. Air sungai nampak jernih, mengalir dari persawahan yang ada di utara terminal bus.

Selesai minum, mereka beristirahat di balik pagar besi. Sambil rebahan di atas rumput pinggir sungai, Molly, Moldy, dan Molky melihat-lihat bus yang silih berganti ke luar masuk terminal. Hati mereka senang namun juga bingung. Dapatkah mereka kembali pulang ke rumah nantinya?.

***

Tiba-tiba Moldy berteriak,”Lihat! Ada kucing hitam besar menuju kemari!”. Molky segera beranjak ke belakang Moldy. Molky cemas, jangan-jangan kucing itu menantang mereka berkelahi.

“Uhh… sungguh hari yang menyenangkan dan mencekam” Gumam Molky.

Sosok kucing besar hitam terus berlari semakin mendekat. Moldy dan Molky segera berdiri. Tubuh keduanya dibusungkan untuk menghadapi segala kemungkinan. Tidak seberapa lama, di hadapan mereka sudah berdiri kucing hitam besar dengan gagahnya.

“Ayah…!” Serempak ketiga kucing bersaudara menyerbu kucing hitam besar. Sambil menundukkan badannya, kucing hitam besar menyambut Molly, Moldy, dan Molky dalam dekapannya yang hangat.

“Ayah sudah kesana-kemari mencari kalian. Rupanya kalian ada di sini. Syukurlah kalian selamat” Kata ayah tiga kucing bersaudara penuh haru.

Molly segera menceritakan peristiwa yang terjadi. Ayahnya bisa memahami dan berkata “Kalau begitu, puaskan dulu melihat suasana di sekitar terminal bus ini. Bermainnya jangan jauh-jauh dari ayah. Siang nanti kita pulang” Kata ayah mereka.

Molly, Moldy, dan Molky sangat gembira. Mereka sekarang tidak khawatir tersesat. Ayah mereka tahu persis jalan pulang ke rumah.

Hingga siang mereka menghabiskan waktu bermain-main di sekitar terminal bus. Pengalaman yang terjadi hari ini tidak akan mereka lupakan. Banyak pelajaran yang bisa didapat. Utamanya berhati-hati dan berpikir secara benar sebelum bertindak.

Probolinggo, 07 Januari 2021

Penulis: Arif R. Saleh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun