Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rona Merah Pipi Chintya

9 Desember 2020   09:26 Diperbarui: 9 Desember 2020   20:58 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

”Can you speak English?” Tanya Tante Winda ke Chintya.

”Yes, I can. But just a little” Jawab Chintya singkat dan bersemangat.

“Very good. Kenalan sama adik Tante ya..., bahasa Inggrisnya lumayan. Sejak kecil kami dibiasakan berbahasa Inggris oleh Papa kami. Papa kami dulu Dosen di Sastra Inggris”.

Segera Tante Winda ke belakang memanggil adiknya. Sesaat kemudian muncul gadis seumur Chintya. Mata Chintya terbelalak melihat sosok gadis di depannya.

****

“Sisca!” Tanpa sadar Chintya menyapa gadis yang sebaya dengan umurnya. Mama Chintya dan Tante Winda saling pandang keheranan. Namun mereka segera menyadari bahwa antara Chintya dan Sisca sebenarnya sudah saling kenal.

”Ma..., Sisca ini yang Chintya bicarakan sama Mama dan Papa tadi siang. Tapi...?! Kenapa Tante Winda menyebut nama Sisca dengan Tiwi?” Tanya Chintya.

Tante Winda tersenyum dan menjawab,”Sebetulnya nama lengkap adik Tante, Sisca Pertiwi. Di sekolah biasa dipanggil Sisca. Sedangkan di lingkungan rumah, orang-orang biasa memanggil Tiwi”

Chintya dan Mamanya barulah memahami. Mama Chintya segera menyuruh Chintya memberikan oleh-oleh dan baju seragam Pramuka yang baru dibeli di Swalayan kepada Sisca. Dengan senang hati Chintya memberikan ke Sisca. Dengan malu-malu Sisca menerima pemberian Chintya.

”Sisca. Saya minta maaf. Selama ini saya menilai keliru dirimu. Maukah Sisca mulai sekarang dan seterusnya menjadi sahabat Chintya?”

Sisca segera mengangguk dan berkata,”Terima kasih Chintya. Semoga pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk persahabatan kita”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun