Malam Minggu kali ini terasa sepi. Di rumah hanya ada Rendy dan Mamanya. Papa Rendy tugas kerja ke luar kota hingga Rabu depan.
Jam dinding menunjukkan hampir pukul sembilan malam. Rendy terlihat asyik mengerjakan tugas sekolah. Mewarnai gambar laut dengan crayon di ruang tengah. Kalau sudah urusan menggambar, Rendy bisa lupa waktu. Lupa bahwa ini malam Minggu.
Tiba-tiba, perhatian Rendy tertuju pada iklan televisi. Film Transformers, begitu menggoda keinginan Rendy melihatnya. Meskipun nanti tayang jam sebelas malam.
Walaupun sudah tiga kali Rendy melihatnya, film Transformers tetaplah keren dan mengasyikkan. Sangat sayang jika dilewatkan.
“Hmmm… Pasti seru, film ini penuh petualangan menegangkan” Gumam Rendy membayangkan.
Rendy terus memikirkan iklan televisi yang baru dilihatnya. Tiba-tiba Rendy dikagetkan kehadiran Mamanya, “Ren …., sudah jam sembilan malam, ayo tidur!”
“Sebentar Ma, tanggung belum selesai. Tinggal sedikit!”
“Ayolah nak…!. Tidak baik tidur larut malam. Nanti kamu sakit!” Ajak Mama Rendy sambil mematikan televisi.
Rendy segera menyelesaikan tugas dan bergegas ke kamar tidur. Tetapi, tidak bisa memejamkan mata. Pikirannya dipenuhi gambaran robot-robot keren Transformers. Matanya terus menatap langit-langit kamar. Diliriknya jam beker di atas meja belajar. Masih jam sepuluh malam. Perasaan Rendy gelisah menunggu jam sebelas malam, waktu tayang film Transformers.
Tepat jam sebelas malam, Rendy berjalan berjingkat menuju kamar Mamanya. Suasana sepi, hanya terdengar suara detak jam dinding. Di depan pintu kamar Mamanya, Rendy mempertajam pendengaran.
“Sepi. Berarti Mama sudah tidur….” Pikir Rendy kegirangan.
Sesampai di ruang tengah, Rendy menyalakan televisi. Suara televisi sengaja dikecilkan hingga angka tiga. Film Transformers sudah tayang. Rendy segera duduk di depan televisi, larut dalam petualangan robot-robot keren Transformers. Ceritanya seru, hingga tak terasa waktu menunjukkan jam dua pagi. Setelah acara usai, Rendy baru dapat tidur pulas.
***
Minggu pagi yang cerah, sinar matahari mulai terasa hangat. Suasana rumah terasa sepi, Mama Rendy sudah ke pasar. Jam enam pagi lewat dua puluh menit, Rendy terbangun. Sinar matahari menyapa wajah Rendy lewat jendela kamar.
Tiba-tiba Rendy kaget. Matanya melotot melihat jam beker di meja belajar.
“Hahhh…!. Hampir jam setengah tujuh. Gawat…ini hari Senin! bisa terlambat ikut upacara bendera nih…!”
Rendy bergegas mandi. Lalu memakai seragam sekolah. Ia tergopoh-gopoh mencari Mamanya, namun tak ditemukan. Segera Rendy ke ruang tamu dan menemukan pesan tertulis ”Rendy, Mama ke pasar. Mungkin pulangnya agak siang. Jangan lupa kunci pintu rumah jika ingin ke luar!”.
Setengah berlari, Rendy berangkat sekolah. Tanpa disangka, Rendy bertemu dengan teman-temannya di lapangan sepakbola. Kening Rendy berkerut seakan ada yang dipikirkan, lalu ia menghampiri teman-temannya yang sedang bermain sepakbola.
“Hei teman-teman, kalian tidak sekolah hari ini?”
“Lho…! Ngapain sekolah Ren?. Inikan hari Minggu!” Jawab Andre tegas.
“Bohong kamu Dre. Sekarang hari Senin, kalian ingin membolos ya…?” Balik Rendy bertanya tak yakin.
“Betul Ren. Sekarang hari Minggu. Kamu mungkin yang lupa. Makanya jangan lupa lihat tanggal dan jangan tidur larut malam. Tuh, kelihatan kalau masih ngantuk dan lupa pakai sabuk!” Jawab Iwan meyakinkan Rendy. Teman Rendy yang lain tersenyum melihat Rendy salah tingkah.
Kepala Rendy terasa pusing. Dia belum yakin dengan jawaban Iwan. Apalagi Iwan dikenal paling sering membolos sekolah.
“Emm… baiklah. Aku mohon diri dan terima kasih mengingatkan” Jawab Rendy.
***
Dengan langkah gontai, Rendy balik pulang. Rumah masih sepi dan terkunci,”Mama kok belum pulang ya?... tidak seperti biasanya” Pikir Rendy yang merasakan kepalanya tambah pusing. Rendy segera duduk di teras rumah menunggu Mamanya.
Tidak lama kemudian Mama Rendy datang,“Lho, Ren?!…, untuk apa kamu pakai seragam sekolah. Ini khan hari Minggu?”.
Rendy tak segera menjawab pertanyaan Mamanya. Setelah pintu dibuka, bergegas ia melihat kalender. Ternyata benar! ini hari Minggu. Betapa malu ia pada Mama dan teman-temannya. Seketika itu juga badan Rendy tambah lemas.
Mama Rendy segera menghampiri,”Wajah kamu pucat. Badan kamu hangat. Kamu sakit Ren?”
“Iya Ma…, mungkin ini akibat semalam” Jawab Rendy tertunduk penuh sesal.
“Memangnya kenapa semalam?”
“Maafkan Rendy Ma…” Jawab Rendy penuh harap. Rendy menceritakan kejadian semalam, keasyikan nonton film Transformers hingga tidur larut malam.
“Khan sudah Mama ingatkan Ren... Jangan tidur larut malam. Tidak baik untuk kesehatan. Badan bisa lemah, kepala pusing, dan mengganggu pikiran. Film yang tayang tengah malam untuk orang dewasa, bukan untuk anak-anak. Jangan diulangi lagi ya…!” Pesan Mama Rendy dengan suara lembut.
Rendy mengangguk penuh sesal. Mama Rendy segera memapah tubuh Rendy ke kamar tidur. Rendy disuapi makan oleh Mamanya. Tidak lupa diberi minum obat.
“Ma…, sekali lagi maafkan Rendy. Mulai sekarang, Rendy berjanji untuk tidak melanggar nasihat Mama” Jawab Rendy lirih. Mama Rendy tersenyum dan mengangguk. Diciumnya kening Rendy sebagai tanda kasih sayang yang tulus.
Probolinggo, 06 Desember 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H