Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Kabar, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa?

23 September 2020   13:30 Diperbarui: 23 September 2020   13:45 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menyerahkan duplikat Sang Saka Merah Putih kepada anggota Paskibraka pada upacara peringatan HUT Ke-55 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2000.

Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menyerahkan duplikat Sang Saka Merah Putih kepada anggota Paskibraka pada upacara peringatan HUT Ke-55 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2000.
Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menyerahkan duplikat Sang Saka Merah Putih kepada anggota Paskibraka pada upacara peringatan HUT Ke-55 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2000.

Reaktualisasi Pelajaran PSPB

Kembalikan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) ke lingkungan sekolah. Masukkan kembali pelajaran PSPB di kurikulum. Tentu dengan kajian mendalam untuk menghapus anasir-anasir pembelokan sejarah.

Reaktualisasi pelajaran PSPB bisa dimulai di jenjang pendidikan dasar. Jenjang sekolah yang memungkinkan pintu terbuka lebar untuk generasi penerus lebih dini tahu dan paham sejarah bangsanya. Sejarah yang dibangun seibarat gelombang lautan. Naik turun ke permukaan dalam kemelut panjang menuju Indonesia merdeka. Kemerdekaan yang merenggut banyak korban untuk mempertahankannya, baik dari rongrongan pihak bangsa luar maupun dari dalam diri bangsa sendiri.

Presiden Megawati Soekarnoputri menyerahkan Bendera Pusaka kepada anggota Paskibraka pada acara peringatan Ke-57 detik-detik Proklamasi RI di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2002.
Presiden Megawati Soekarnoputri menyerahkan Bendera Pusaka kepada anggota Paskibraka pada acara peringatan Ke-57 detik-detik Proklamasi RI di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2002.
Bangkitnya dunia literasi melahirkan penulis-penulis handal. Hidupkan kembali event “Sayembara Menulis Sejarah Bangsa”. Event yang kembali mengangkat nilai-nilai sejarah bangsa dalam bentuk karya sastra. Memungkinkan untuk kembali di reaktualisasi dalam bentuk audio visual dengan dukungan kecanggihan teknologi.

Libatkan ahli sejarah dan guru. Mereka tahu dan paham betul apa yang harus disajikan kepada generasi penerus. Jauhkan pengaruh yang hanya menempatkan dirinya pada panggung tertentu. Panggung yang hanya ingin menggerus nilai-nilai sejarah bangsa, bahkan mengubur begitu dalam. Berusaha mengaburkan sejarah bangsa lewat generalisir sepihak secara sistemik dan masif.

Dengan sayembara, ada keseimbangan antara kebutuhan dan reward secara proporsional. Sehingga akan kembali banyak karya berlatar sejarah yang bisa dijadikan rujukan guna memenuhi dahaga rasa patriotik dan heroik yang cukup lama terkubur.

Dengan kecanggihan teknologi, sejarah bangsa dalam bentuk karya cerpen, buku pelajaran berseri, komik sejarah, film berlatar sejarah dan format lainnya sangat memungkinkan untuk di reaktualisasi. Tentu dengan mempertimbangkan tingkat usia dan kemampuan siswa.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Bendera Pusaka dari anggota Paskibraka pada upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang Ke-60 di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2005.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Bendera Pusaka dari anggota Paskibraka pada upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang Ke-60 di Istana Merdeka. Sumber: Kompas, 18 Agustus 2005.
Teknologi yang semakin canggih, sangat memungkinkan historiografi dapat divisualkan. Menciptakan konten sejarah bangsa yang menarik. Memungkinkan siswa dan guru mengeksplorasi kisah sejarah bangsanya dalam beragam media dan metode. Mengambil nilai-nilai sejarah sebagai cerminan bersikap dan bertindak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Reaktualisasi pelajaran PSPB di jenjang pendidikan dasar lebih bijak untuk segera dieksekusi. Bersanding dengan mewajibkan Mata Pelajaran Sejarah di jenjang pendidikan menengah. Bersama mengawal NKRI sebagai bangsa dan negara bermartabat. Tidak mudah goyah dan runtuh di tengah gelombang pasang surut perubahan dan tuntutan jaman. Semoga.  

Rujukan :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun