Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Alasan Jokowi Memilih Prabowo sebagai Menhan

17 September 2020   15:21 Diperbarui: 17 September 2020   22:29 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Jokowi-Prabowo Penuh Tawa. Sumber : nasional.kompas.com

Kedua, Ketegasan Sikap dan Kemampuan Diplomasi. Sebagai pebisnis, konglomerasi dibangun berlandaskan kesuksesan diplomasi. Ketegasan mengambil sikap juga kunci tepat eksekusi sesuai tujuan. Dalam debat capres Prabowo melontarkan,"Apabila menghendaki damai, siaplah untuk perang. Karena laut dan hutan kita kaya". Inilah kalimat tegas yang ke luar dari pemikirannya tentang rakyat dan bangsa Indonesia.

Disitir dari news.detik.com, disinggung apakah pertemuan Menhan Prabowo Subianto dengan Menhan China Wei Fenghe juga membahas isu pangkalan militer China di Indonesia? Prabowo teguh pendirian. Doktrin politik luar negeri Indonesia sangat jelas, "Bebas dan Aktif". Prabowo tegas bersikap, tidak akan ada pakta pertahanan dengan siapapun dan negara manapun.  Tipikal seperti inilah yang diperlukan Jokowi untuk mengisi kursi Menhan.

Ketegasan dan kemampuan diplomasi diperlukan dalam kondisi apapun. Apalagi Indonesia adalah negara strategis. Negara kaya akan segala yang tentu diincar oleh kekuatan luar seperti Cina dan Amerika Serikat. Cina, apapun akan dilakukan asal negerinya makmur. Amerika? Sudah banyak negara yang hancur akibat "intervensi dan infiltrasi model keroyokan" dan berkeping-keping ditinggal tanpa tanggung jawab.

Ketiga, Kedekatan Sebagai Seorang Sahabat. Memori kita masih ingat betul, betapa Jokowi dan Prabowo sangat dekat secara kejiwaan. Meskipun jarang ketemu langsung secara fisik. Selalu tersenyum dan sapa hangat di antara keduanya saat bertemu, cukup sebagai cermin tanya, sejauh mana ke dekatan mereka.

Jokowi sendiri menyatakan bahwa pertemuannya dengan Prabowo seperti Sahabat, Teman, dan Saudara. Bahkan, Megawati menganalogikan pertarungan mereka di pentas politik seperti "Anak Kecil yang Rebutan Permen". Tahukan tipikal anak kecil? Sering bertengkar, akur lagi dan begitu seterusnya.

Semoga kedua pemimpin ini tetap sebagai dwi tunggal. Bukan dan jangan sampai menjadi dwi tanggal di tengah gelombang revolusi yang tak akan pernah usai. Selalu berpikir bagaimana membangun Indonesia yang lebih baik. Semoga.

  

Rujukan : 1 2 3 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun