Menetes bulir-bulir hujan kepiluan, seraya berucap lirih
“Tidurlah anakku. Ayahmu telah tidur di pusara. Menunggu hujan do’a kita”
----28 Mei 2016----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!