Sementara penghuni gedongan, menggunjing dan memicing
Ia tetaplah melangkah, menatap ke depan, dan hanya ke depan
Bersama do’a, meninggalkan gunjing dan picing
Pada saatnya takdir dan ikhtiar menentukan
Diantara ribuan nama yang terpampang di koran
Seumur hidup sampai detik lembar koran yang ditanda Â
Namanya ada
Pemuda tak lagi sekedar melukis dan menulis angan
Di depan nyata dipijak
Kampus idaman mengajak berteman dan berjuang
Pada tangan yang masih sisa kasar gurat kehidupan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!