Ilustrasi : libregraphics.asia
Menyusuri pagi bersama terbit mentari
Pohon-pohon jati daunnya menghijau
Lekat tak rontok pun jua belum meranggas
Sunyi keadaan belum banyaklah aktifitas
Tak licin oleh embun tak jua gersang
Memantul sejuk sebelum siang
Jalanan pada tepian hutan jati buatan
Berkelok naik turun menyapa badan
Menikmati ayunan dimainkan alam
Pada perkampungan lahan tebu dan persawahan
Beberapa perempuan tua menjajakan dagangan
Masih sedikitlah pembeli yang datang
Sekedar tawar menawar barang kebutuhan
Tak diramaikan tak jua diriuhkan
Kental suasana pagi khas pedesaan
Pada kelok yang entah ke berapa
Lelaki sedang menggendong anak impian
Pun juga beberapa perempuan demikian
Bukanlah malas bekerja dan tak punya pekerjaan
Sudahlah usai tugas ditunaikan
Memanen padi pada sawah dihamparkan
Tuk kembali disemai pada hari keesokan
Jalanan kembali naik
Menanjak dan menikung tajam
Kendara semakin di deru kencang
Pada sebuah pemandangan gedung sekolah di depan
Anak-anak berseragam di dalam pagar
Riang ria bermain tanpa beban berhamburan
Menikmati suasana pagi di pedesaan
Pada tangan-tangan mereka
Jajanan digenggam terasa nikmat nianÂ
Menuju pegunungan yang menanjak tajam
Pepohonan besar memagar alam
Menjulur daun-daun hijau lebar
Aneka kebun dan taman indah dilukiskan
Berjejer berderet sepanjang mata memandang
Terasa nian kedamaian dan kesegaran alam
Pagi pada alam pedesaan dan pegunungan
Tanpa bising tanpa luapan berlebihan
Alam memberi apa yang diharap penghidupan
Bersama embun yang mulai hilang dari permukaan
Suasana pagi di pedesaan sungguh damai menyegarkan
Pada pegunungan keseimbangan alam diharapkan
Probolinggo, 09 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H