Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi Sejuk Damai

9 Mei 2016   22:43 Diperbarui: 9 Mei 2016   22:47 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : libregraphics.asia

Menyusuri pagi bersama terbit mentari

Pohon-pohon jati daunnya menghijau

Lekat tak rontok pun jua belum meranggas

Sunyi keadaan belum banyaklah aktifitas

Tak licin oleh embun tak jua gersang

Memantul sejuk sebelum siang

Jalanan pada tepian hutan jati buatan

Berkelok naik turun menyapa badan

Menikmati ayunan dimainkan alam

Pada perkampungan lahan tebu dan persawahan

Beberapa perempuan tua menjajakan dagangan

Masih sedikitlah pembeli yang datang

Sekedar tawar menawar barang kebutuhan

Tak diramaikan tak jua diriuhkan

Kental suasana pagi khas pedesaan

Pada kelok yang entah ke berapa

Lelaki sedang menggendong anak impian

Pun juga beberapa perempuan demikian

Bukanlah malas bekerja dan tak punya pekerjaan

Sudahlah usai tugas ditunaikan

Memanen padi pada sawah dihamparkan

Tuk kembali disemai pada hari keesokan

Jalanan kembali naik

Menanjak dan menikung tajam

Kendara semakin di deru kencang

Pada sebuah pemandangan gedung sekolah di depan

Anak-anak berseragam di dalam pagar

Riang ria bermain tanpa beban berhamburan

Menikmati suasana pagi di pedesaan

Pada tangan-tangan mereka

Jajanan digenggam terasa nikmat nian 

Menuju pegunungan yang menanjak tajam

Pepohonan besar memagar alam

Menjulur daun-daun hijau lebar

Aneka kebun dan taman indah dilukiskan

Berjejer berderet sepanjang mata memandang

Terasa nian kedamaian dan kesegaran alam

Pagi pada alam pedesaan dan pegunungan

Tanpa bising tanpa luapan berlebihan

Alam memberi apa yang diharap penghidupan

Bersama embun yang mulai hilang dari permukaan

Suasana pagi di pedesaan sungguh damai menyegarkan

Pada pegunungan keseimbangan alam diharapkan

Probolinggo, 09 Mei 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun