Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sengaja Dibakar

6 Mei 2016   08:25 Diperbarui: 6 Mei 2016   08:28 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poster Mengagumkan Tentang Kampanye Perlindungan Alam. By Dzulfikar Alala. blog.reservasi.com/poster-kerusakan-hutan/

Pada hutan belantara bebukitan sejuk segar

Sejengkalpun tak ditemukan tanah retak menghitam

Berjuntai akar pohon meraksasa dan melegenda

Dibingkai nyata terhampar pada tiap jengkal tanah

Kokoh memagar siang ibarat senja

Pada sore menjadikannya malam

Penjaga keseimbangan alam semesta

Jika masuk lebih dalam dan merasa

Raga tenggelam rerimbun daun memucuk lepas ke atas

Rotan-rotan yang melingkar membumi dalam pada ini hutan

Berbaur tanah basah menyebarkan aroma khas hutan belantara

Naungan binatang melata pada semak belukar

Istana semut dan rayap menggunduk tanah merongga

Surga para pengelana satwa buas pengcengkeram mangsa

Tempat bermain penggelantung yang lincah meloncat pepohonan

Penggaung suara nyanyi riang hewan penggembira alam raya

ITU DULU kawan!

Sekarang sudahlah beda….

SANGATLAH BEDA!

Pada menjelang musim kemarau nan panjang

Terbius dan terbiasa hutan yang sengaja dibakar

Belantara berbukit kini menampak merah menyala

Menghitam melegam tulang tetanaman terpanggang

Mengepul asap pekat dan debu aroma kematian satwa liar

Juga tak menyembur air penghidupan makhluk penjamahnya

Menyisakan akar dan pohon tumbang yang menancap tajam

Memantul panas menampak kerontang sangat

Jangan kau masuk lebih dalam

Bukit belantara yang dulu perawan

Kini dimatikan angkara

Para penguasa harta

Dihantam gelegar dipenggal mesin bergerigi

Ditanam besi berpagar kawat berduri

Dilukis gambar-gambar tengkorak

Ditulis dilarang masuk warna merah

Lihat dengan mata hati dan jiwa merasa

Pada bebukitan belantara yang dulu hijau segar

Manusia-manusia kekar garang mengangkang

Siap melempar sosok penentang dan penantang

Masihkah KAU biarkan?

NKRI, 06 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun