Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Nikmat Juga Bisa Jadi Musibah

5 Agustus 2024   10:36 Diperbarui: 5 Agustus 2024   11:00 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata "musibah." Banyak dari kita mungkin langsung membayangkan bencana alam, kecelakaan, atau penyakit ketika mendengar kata tersebut.

Namun, apakah kita benar-benar memahami makna sesungguhnya dari sebuah musibah?

Sebenarnya, musibah tidak selalu tentang hal-hal buruk yang menimpa kita secara fisik atau materi. Musibah sebenarnya adalah segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Allah SWT. 

Sesuatu yang tampak baik, menyenangkan, atau membawa tawa, bisa jadi merupakan musibah jika hal itu membuat kita lalai dari mengingat Allah dan kewajiban kita sebagai hamba-Nya.

Nikmat, kebahagiaan, dan kenyamanan adalah hal-hal yang kita dambakan dalam hidup. Kita berusaha keras untuk mencapainya, bekerja terus-terusan, dan berdoa agar diberi rezeki yang melimpah. 

Namun sayangnya, kita seringkali lupa bahwa nikmat tersebut juga bisa menjadi ujian bagi kita. Ketika kita terlalu asyik dengan nikmat duniawi, kita bisa saja tergelincir dalam kesombongan, lupa bersyukur, atau bahkan melupakan Allah SWT.

Misalnya, seseorang yang diberi kekayaan melimpah mungkin merasa tidak membutuhkan lagi pertolongan Allah. Dia merasa semua yang didapatkan adalah hasil usahanya sendiri tanpa campur tangan dari yang Maha Kuasa. 

Dalam keadaan seperti ini, nikmat kekayaan justru menjadi musibah karena menjauhkan kita dari Allah. Kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dan ujian dari-Nya.

Begitu pula dengan kebahagiaan dan kenyamanan. Ketika kita merasa terlalu nyaman dengan kehidupan kita, kita mungkin menjadi malas beribadah, lupa bersyukur, atau tidak lagi peka terhadap penderitaan orang lain. 

Kenyamanan yang kita nikmati justru menjadi musibah karena membuat kita lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu introspeksi diri. Apakah nikmat yang kita terima mendekatkan kita kepada Allah atau justru menjauhkan? 

Kita harus selalu ingat untuk bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut dengan cara yang diridhai oleh Allah. Jangan sampai kita terlena dengan dunia hingga lupa akhirat.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali makna musibah dalam kehidupan kita. Musibah tidak selalu berbentuk penderitaan fisik atau materi, tetapi bisa juga datang dalam bentuk nikmat yang menjauhkan kita dari Allah. 

Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menyikapi setiap nikmat dan ujian yang diberikan oleh Allah SWT. 

Semoga kita semua selalu diberi petunjuk dan kekuatan untuk tetap dekat dengan-Nya, baik dalam keadaan senang maupun susah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun