Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontroversi Pinjaman Mahasiswa: Pelajaran dari Amerika Serikat untuk Indonesia

29 Juli 2024   18:46 Diperbarui: 29 Juli 2024   18:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, isu mengenai biaya pendidikan tinggi yang semakin mahal, atau Uang Kuliah Tunggal (UKT), kembali menjadi topik hangat di Indonesia. 

Meskipun isu ini sempat mereda setelah Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, membatalkan regulasi tersebut, kabar tentang kemungkinan peningkatan UKT pada tahun depan masih beredar.

Ditengah-tengah isu ini mencuat, muncul sebuah usulan yang dianggap sebagai solusi potensial dalam menangani masalah ini. 

Usulan tersebut adalah konsep pinjaman mahasiswa atau yang dikenal dengan sebutan student loan.

Namun, apakah benar student loan adalah jalan keluar yang tepat?

Konsep dan Kontroversi Student Loan

Student loan adalah bentuk pinjaman yang diberikan kepada mahasiswa untuk membantu membiayai pendidikan tinggi mereka. 

Di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, pinjaman ini biasanya berasal dari pemerintah atau lembaga keuangan swasta dengan tingkat bunga tertentu. 

Tujuannya adalah untuk memungkinkan lebih banyak individu mengakses pendidikan tinggi, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan peluang kerja dan pendapatan di masa depan.

Namun, konsep student loan tidak bebas dari kontroversi. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi beban hutang yang besar yang harus ditanggung oleh lulusan setelah menyelesaikan studi mereka. 

Di Indonesia, dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi dan stabilitas ekonomi yang belum sepenuhnya terjamin, ada risiko bahwa banyak lulusan tidak dapat segera mendapatkan pekerjaan yang layak untuk membayar kembali pinjaman mereka.

Ditambah lagi beban hutang tersebut dapat berdampak pada kesejahteraan finansial dan mental individu. 

Misalnya, sebuah studi dari Brookings Institution mengungkapkan bahwa mahasiswa yang lulus dengan hutang yang tinggi lebih cenderung mengalami tekanan finansial yang berkelanjutan, yang dapat mempengaruhi keputusan mereka dalam hal perumahan, pernikahan, dan kehidupan keluarga.

Student Loan Di Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah salah satu negara yang telah lama menerapkan sistem student loan. Meskipun pada awalnya dianggap sebagai cara untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi, saat ini sistem ini juga tidak lepas dari masalah. 

Dari data yang diambil dari Bloomberg pada tahun 2020, total hutang mahasiswa di Amerika Serikat mencapai $1.56 triliun. 

Masih dari laporan yang sama, terdapat 66% lulusan perguruan tinggi negeri yang lulus dengan beban hutang pendidikan. Dimana rata-rata utang pinjaman mahasiswa di perguruan tinggi negeri mencapai $25.550. Angka tersebut meningkat 25% dari tahun 2008. 

Hal ini menyebabkan banyak lulusan terjebak dalam pembayaran hutang yang membatasi kemampuan mereka untuk membeli rumah, menabung, atau memulai bisnis. 

Dilansir dari Insighttycoon, terdapat sebuah laporan dari Yale University bahwa perekonomian dapat mengalami kemunduran akibat akumulasi utang mahasiswa, karena generasi muda cenderung menunda pernikahan, membeli rumah, dan memiliki anak, serta memiliki anggaran yang lebih sedikit untuk dibelanjakan pada kebutuhan seperti perumahan, makanan, pakaian, atau hiburan.

Artinya menunda suatu proses ekonomi akan menghambat kegiatan ekonomi lainnya. Atau dengan kata lain, terjadi penurunan intensitas kegiatan jual-beli barang ataupun jasa.

Mengambil pelajaran dari Amerika Serikat, Indonesia perlu berhati-hati dalam mengimplementasikan sistem student loan. 

Mengingat bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang, penting bagi pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk bekerja sama mencari solusi terbaik demi masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia.

Dan jika konsep ini memang perlu untuk diterapkan, penting untuk membuat suatu regulasi yang jelas dan menguntungkan semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun