Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rokok, Kambing Hitam Kebahagiaan Orang Miskin di Zaman yang Menstandarisasi Bahagia

10 Juli 2024   12:12 Diperbarui: 10 Juli 2024   12:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kamu jika Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh World Population Review pada tahun 2022, Indonesia menempati urutan kedelapan sebagai negara dengan jumlah penduduk dengan perokok terbanyak yaitu sebesar 38.2%.

Ironisnya, mayoritas dari mereka yang merokok datang dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Hal ini didukung dengan data yang pernah dikeluarkan oleh Databoks pada tahun 2016. Masyarakat dengan pengeluaran perkapita terendah kedua menduduki peringkat kedua sebagai golongan masyarakat yang paling banyak mengonsumsi rokok yakni sebesar 29.63%.

Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan masyarakat dengan pengeluaran perkapita lebih tinggi yang hanya sebesar 27.14%.

Melalui fakta ini, kebiasaan merokok pun sering kali dikaitkan dengan kemiskinan, seolah-olah rokok menjadi kambing hitam utama yang menghambat kesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia.

Untuk hidup sejahtera saja sudah susah, lalu bagaimana mereka bisa menggapai kebahagiaan yang terstandarisasi oleh zaman?

Kebiasaan Merokok dan Kondisi Ekonomi

Fakta tidak bisa dihindari. Kebiasaan merokok masyarakat miskin di Indonesia memang nyata.

Hal ini menimbulkan tanya heran bagi banyak orang, "Bukankah uang yang seharusnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pendidikan, kesehatan, atau mungkin tabungan, justru habis untuk membeli rokok"

Bukankah hal ini akan memperparah kondisi ekonomi mereka dan membuat mereka semakin sulit keluar dari lingkaran kemiskinan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun