Sejauh ini, sedikit atau bahkan tidak adanya gravitasi di luar angkasa sudah menjadi tantangan besar bagi NASA.
Misalnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para astronot dianjurkan untuk tetap berolahraga setidaknya dua jam setiap hari di atas treadmill atau sepeda stasioner untuk mencegah kerusakan otot dan tulang.
Radiasi Kosmik
Sama seperti sumber radiasi lainnya, radiasi kosmik juga berisiko dapat merusak DNA, organ reproduksi, serta sel sperma dan sel telur.
Pada wanita, tergantung pada jumlah paparannya, hal ini mungkin dapat menyebabkan kemandulan, kegagalan ovarium, dan kanker, menopause dini atau bahkan kematian.
Pada kehamilan, risikonya bisa berupa keguguran dan kelahiran prematur.
Sedangkan bagi pria, terlalu banyak radiasi juga dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sperma atau kemandulan, meskipun beberapa temuan ilmiah menunjukkan bahwa sperma dapat disimpan dengan aman di luar angkasa untuk sementara waktu.
Terkait embrio dan janin, teori yang berkembang juga sama suramnya.
Radiasi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, gangguan kognitif, kelainan bentuk tubuh, dan risiko kematian bayi baru lahir yang lebih tinggi.
Seorang astrobiologi dan bioteknologi luar angkasa di Cranfield University di Inggris menyampaikan gagasannya bahwa akan terlalu banyak masalah yang muncul pada janin terutama di bagian otot dan tulangnya.
Jadi, dalam menjawab pertanyaan apakah bisa manusia melahirkan dan berkembang biak di luar angkasa? Untuk saat ini jawabannya adalah belum bisa.
Selain karena keterbatasan penelitian di bidang ini, kemungkinan kelahiran bayi di luar angkasa juga dinilai memiliki risiko yang besar.