Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ternyata Waktu Benar Berjalan Semakin Cepat? Simak Penjelasan Sainsnya

10 November 2023   19:34 Diperbarui: 16 Juni 2024   12:09 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustasi waktu yang berjalan semakin cepat hingga hancur (sumber: islampos.com)

Waktu adalah konsep yang rumit dan subjektif. Kita semua tahu bahwa ada 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 24 jam dalam satu hari. 

Namun, belakangan ini, kita merasa waktu seolah-olah berjalan dengan cara yang berbeda. 

Fenomena ini seringkali dialami oleh banyak orang, dan pertanyaan yang muncul adalah mengapa waktu terasa begitu singkat.

Persepsi Waktu

Seorang insinyur mesin, Bejan, berpendapat bahwa manusia memandang dunia sebagai suatu aliran persepsi yang mengalir terus menerus. 

Dia menggambarkan, bahwa apa yang kita lihat, kita alami, dan kita rasakan sebagai sebuah "gambaran". 

Berdasarkan konsep waktu yang dijelaskan dalam fisika, bahwa waktu di alam bergerak dalam satu arah, yang kemudian disebut panah waktu.

Dari hal tersebut, Bejan menyimpulkan bahwa terjadi ketidakselarasan, antara waktu yang sebenarnya dengan jumlah "gambaran" yang kita alami setiap hari. 

Seperti halnya ketika kita scrolling media sosial dan tiba-tiba tanpa terasa waktu yang kita habiskan untuk scrolling sudah lebih dari dua jam. 

Hal ini disebabkan, ketika satu informasi masuk dalam otak kita, kemudian belum habis dicerna oleh otak, informasi lain sudah kita lihat. Ini membuat persepsi kita terhadap waktu menjadi terganggu.

Proses Biologis dan Kimia dalam Otak

Dari sebuah penelitian yang dilansir dari ThoughtCo. Peristiwa biologis dan kimia dalam otak dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap waktu.

Sirkuit Otak

Otak kita memiliki sirkuit yang bertanggung jawab untuk mengukur waktu. Bagian ini disebut inti suprachiasmatic. 

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika sirkuit ini mengalami gangguan, persepsi waktu dapat terganggu, dan orang tersebut mungkin merasa waktu berjalan lebih cepat atau lebih lambat. 

Misalnya, ketika sedang mengonsumsi obat-obatan, bahan kimia yang terkandung dalam obat dapat merangsang neuron sehingga neuron akan bekerja lebih cepat dan persepsi kita terhadap waktu juga terasa semakin cepat.

Pemanfaatan Waktu

Teori tentang "pemanfaatan waktu" mengatakan bahwa waktu terasa lebih cepat ketika kita terlibat dalam aktivitas yang menarik dan menyenangkan. 

Hal ini disebabkan, ketika kita bersenang-senang, otak akan membedakan banyak peristiwa berbeda dalam suatu interval waktu. Sehingga, kita merasa waktu berjalan semakin cepat.

Penuaan

Proses penuaan juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap waktu. Ketika seseorang semakin menua, waktu yang digunakan untuk memproses suatu informasi menjadi lebih sedikit. 

Artinya, hanya ada sedikit informasi yang diterima dalam interval waktu tertentu. Ini menyebabkan persepsinya terhadap waktu menjadi seolah-olah semakin melambat.

Perubahan Sosial dan Ekonomi

Perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi juga dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap waktu. 

Masyarakat yang hidup dalam tekanan ekonomi yang tinggi dan tuntutan pekerjaan yang lebih besar cenderung merasa waktu terasa lebih cepat. 

Kebutuhan untuk terus produktif dan selalu berada pada kesibukan, dapat menyebabkan perasaan waktu terasa singkat.

Dua Wajah Waktu

Seorang filsuf dari Perancis, Henri Bergson, memberikan pendapatnya mengenai waktu yang terasa semkain cepat. Menurutnya, waktu memiliki dua wajah yang berbeda. 

Wajah yang pertama ia sebut dengan waktu ojektif, yaitu waktu yang sebenarnya. Dan waktu subjektif, yaitu waktu yang kita gunakan atau jalani.

Ketika kita mengalihkan fokus kita terhadap waktu objektif, maka saat itu lah kita merasakan waktu berjalan dengan semakin cepat atau semakin lambat. 

Misalnya, antara pukul 08.00 -09.00 dengan pukul 14.00 - 15.00, bisa saja memiliki persepsi waktu yang berbeda, meskipun keduanya menunjukan interval waktu yang sama.

Jika pada waktu 08.00 - 09.00 kita melakukan kegiatan yang membosankan, kita merasa waktu berjalan begitu lambat. 

Akan berbeda dengan waktu pada 14.00 - 15.00 yang kita habiskan dengan bermain game yang kita sukai. 

Ini menimbulkan persepsi waktu yang berbeda, meskipun kita menjalani waktu objektif yang sama.

Konsep dua wajah waktu ini juga dapat menjelaskan, mengapa saat kita pergi berlibur, waktu yang kita rasakan saat perjalanan berangkat lebih lama daripada saat perjalanan pulang. 

Saat berangkat, kita terjebak dalam waktu objektif. Kita bolak-balik memeriksa jam yang ada di handphone, dan melihat seberapa jauh lagi kita menuju tempat tujuan. 

Berbeda dengan saat perjalanan pulang, kita merasakan perasaan bahagia. Perasaan bahagia tersebut membuat kita mengalihkan diri dari waktu objektif, sehingga waktu terasa begitu cepat.

Meskipun waktu yang ditunjukkan oleh jam atau pun kalender menunjukkan waktu berlalu berjalan dengan kecepatan yang konstan, persepsi subjektif kita tentang waktu dapat sangat bervariasi. 

Faktor-faktor seperti usia, tingkat aktivitas, perhatian, perubahan sosial, dan bahkan proses biologis dan kimia dalam otak kita semua dapat mempengaruhi seberapa cepat atau lambat kita merasakan waktu berlalu. 

Untuk mengatasi perasaan waktu yang terasa singkat, penting untuk memahami faktor-faktor ini dan mencoba mengubah cara kita menghabiskan waktu agar lebih berarti dan bermakna.

Sumber referensi:

https://www.inverse.com/article/54272-time-flies-science-explanation

https://www.thoughtco.com/what-is-time-4156799

https://www.bbc.com/worklife/article/20201203-why-time-seems-to-be-moving-so-slowly-during-the-pandemic

https://sitn.hms.harvard.edu/flash/2019/no-not-just-time-speeds-get-older/

https://www.abc.net.au/news/science/2021-12-31/science-and-psychology-of-time-perception-covid-lockdowns-2021/100716154

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun