Otak kita memiliki sirkuit yang bertanggung jawab untuk mengukur waktu. Bagian ini disebut inti suprachiasmatic.Â
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika sirkuit ini mengalami gangguan, persepsi waktu dapat terganggu, dan orang tersebut mungkin merasa waktu berjalan lebih cepat atau lebih lambat.Â
Misalnya, ketika sedang mengonsumsi obat-obatan, bahan kimia yang terkandung dalam obat dapat merangsang neuron sehingga neuron akan bekerja lebih cepat dan persepsi kita terhadap waktu juga terasa semakin cepat.
Pemanfaatan Waktu
Teori tentang "pemanfaatan waktu" mengatakan bahwa waktu terasa lebih cepat ketika kita terlibat dalam aktivitas yang menarik dan menyenangkan.Â
Hal ini disebabkan, ketika kita bersenang-senang, otak akan membedakan banyak peristiwa berbeda dalam suatu interval waktu. Sehingga, kita merasa waktu berjalan semakin cepat.
Penuaan
Proses penuaan juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap waktu. Ketika seseorang semakin menua, waktu yang digunakan untuk memproses suatu informasi menjadi lebih sedikit.Â
Artinya, hanya ada sedikit informasi yang diterima dalam interval waktu tertentu. Ini menyebabkan persepsinya terhadap waktu menjadi seolah-olah semakin melambat.
Perubahan Sosial dan Ekonomi
Perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi juga dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap waktu.Â
Masyarakat yang hidup dalam tekanan ekonomi yang tinggi dan tuntutan pekerjaan yang lebih besar cenderung merasa waktu terasa lebih cepat.Â
Kebutuhan untuk terus produktif dan selalu berada pada kesibukan, dapat menyebabkan perasaan waktu terasa singkat.
Dua Wajah Waktu
Seorang filsuf dari Perancis, Henri Bergson, memberikan pendapatnya mengenai waktu yang terasa semkain cepat. Menurutnya, waktu memiliki dua wajah yang berbeda.Â