Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesejahteraan Emosional Generasi Muda: Pilar Penting Menuju Indonesia Emas 2045

9 Oktober 2023   10:50 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:38 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tekanan untuk meraih prestasi akademik yang tinggi adalah salah satu tantangan utama bagi remaja Indonesia. Kebutuhan untuk memenuhi ekspektasi keluarga, sekolah, dan masyarakat seringkali mengakibatkan tingkat stres yang tinggi. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional remaja, yang menyebabkan kecemasan dan depresi.

Tekanan sosial

Tekanan dari lingkungan sosial, perasaan tidak percaya diri, dan ketakutan akan masa depan seringkali menjadi pemicu kecemasan. Ini dapat menghambat kemampuan remaja untuk berfungsi secara optimal dan bahkan membatasi potensi diri mereka.

Tekanan Sosial Media

Perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial yang luas telah membawa dampak signifikan pada kesejahteraan emosional remaja. Tekanan untuk menjaga citra yang sempurna di media sosial, serta potensi cyberbullying dan perbandingan sosial, dapat menghasilkan stres dan tekanan tambahan. 

Isolasi Sosial

Terutama selama pandemi COVID-19, banyak remaja menghadapi isolasi sosial yang dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosional mereka.

 Keterbatasan interaksi sosial dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.

Gangguan Mental di Indonesia

Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 -- 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental antara tahun 2021 -- 2022. 

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%.

Statistik yang mengkhawatirkan ini harus menjadi peringatan bagi kita semua.

 Tantangan ini bukanlah hal yang bisa diabaikan atau disepelekan. Kita harus bertindak sekarang dengan cara yang komprehensif dan berkelanjutan.

Solusi bagi Generasi Muda

Tindakan yang perlu diambil seperti meningkatkan pemahaman tentang masalah kesehatan mental di masyarakat, memberikan dukungan kesehatan mental yang lebih luas, serta dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional remaja. 

Kita juga harus mengedukasi remaja tentang cara mengatasi stres, mempromosikan kesehatan mental, dan meminimalkan dampak negatif media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun