Mohon tunggu...
Arrie Widhayani
Arrie Widhayani Mohon Tunggu... Guru - Guru BAhasa Indonesia SMKN 3 Surakarta

Saya suka menulis artikel dan esai mengangkat hal pendidikan terutama pendidikan bahasa dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Daur Ulang Sampah Menjadi Karya Bernilai Seni

11 April 2023   14:12 Diperbarui: 11 April 2023   14:26 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pengarahan edukasi Pembina KIR tentang pengelolaan sampah daur ulang untuk bahan pembuatan mading SKAGA/Dokpri

1Arrie Widhayani, M.Pd., 2Erma Lestari, S.Pd., 3Namila Neysa Setya Putri, 4Zahra Anandya Putri zahranandyaa,5 Hanaya Cantika Febriyani, 6Yunia Adellita Putri Setyawan, 7Rianti Bimas Pratitis, 8Neza Amelia Agustina, 9Naswa Fathina Amarani, 10Arnubu Nawarya Raesrari, , 11Cindy Aulia Az-zahra, dan 12Vivi Kusuma Wati

                                                                                                 SMK Negeri 3 Surakarta

Ekstrakurikuler merupakan wadah kreativitas siswa untuk mengasah dan melejitkan potensi diri dalam berkarya. Misalnya KIR sebuah media untuk siswa berkolaborasi membuat aneka projek yang dapat bernilai manfaat untuk dirinya dan orang lain. 

Untuk menciptakan siswa yang kreatif bisa dengan melakukan beberapa kegiatan yang dapat memancing keinginan mereka untuk mencoba berbagai hal yang baru. Keberhasilan seorang siswa sangat ditentukan dengan kerja sama antara pihak sekolah dan guru yang dapat menciptakan siswa -- siswa yang kompeten. 

Sebagaimana KIR Skaga melakukan event inovasi dan kreatif projek kolaborasi siswa untuk menghasilkan karya seni mading dan publikasi ilmiah terkait tema daur ulang sampah. 

Tema tersebut menjadi urgenitas KIR Skaga untuk melakukan serangkaian kegiatan mulai dari sosialiasi pembina kepada anggota KIR, proses pemilahan sampah untuk bahan mading, pengerjaan daur ulang sampah menjadi bahan mading seperti sedotan menjadi rumput, kardus menjadi pohon besar dan batang pohin, bungkus kopi, bungkus detergen menjadi hiasan serta botol dan tutup botol yang disulap menjadi karya seni indah.

A. Tahap Prapembuatan Mading

1. Proses edukasi pengelolaan sampah daur ulang oleh Pembina KIR SKAGA

Tahap awal sebelum memulai projek membuat mading, laporan, dan publikasi ilmiah. Pembina melakukan pengarahan edukatif terkait sampah daur ulang yang dapat dijadikan media pembuatan mading SKAGA. Pengarahan ini disampaikan oleh Pembina KIR Skaga Ibu Arrie Widhayani, M.Pd. dan Ibu Erma Lestari, S.Pd. dan dibantu oleh koordinator projek mading Hanaya Cantika Putri kelas X AKL.  

Pengarahan ini dapat dijadikan sumber referensi untuk membantu siswa melakukan proses memilah sampah yang tepat, seperti botol bekas, sedotan, bungkus kopi, bungkus snack, bungkus detergen, bungkus sabun cuci piring, kardus, kresek dan lainnya sebagai bahan untuk pembuatan mading bertema daur ulang sampah. Gambar 1 merupakan sosialisasi dan pengarahan edukasi yang dilakukan Pembina KIR SKAGA dan koordinator projek mading skaga bertemakan daur ulang sampah.

2. Proses pemilahan sampah di perkarangan rumah dan sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun