Mohon tunggu...
Array Anarcho
Array Anarcho Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Budak korporat yang lagi berjuang hidup dari remah-remah kemegahan dunia. Sekarang ini lagi dan terus belajar menulis. “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. – Imam Al-Ghazali.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tapera, Bangun Dulu Rumahnya, Baru Kutip Duitnya

8 Juni 2024   21:04 Diperbarui: 8 Juni 2024   22:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh demo tolak kebijakan Tapera/CNN

Di tengah kecamuk soal kebijakan Tapera ini, sejumlah pimpinan buruh pun ikut bersuara. Mereka melakukan protes di Istana Negara menolak aturan ini. Presiden Partai Buruh Said Iqbal turut menjadi pihak yang menolak kebijakan tersebut. Kata Iqbal, pemotongan gaji pekerja ini hanya akan menambah beban kalangan buruh. Selama ini, buruh sudah banyak mendapat banyak pemotongan gaji.

"Buruh sudah dipotong jaminan pensiun 1 persen, jaminan kesehatan 1 persen, PPh 21 pajak, jaminan hari tua 2 persen, sekrang Tapera 2,5 persen, total mendekati hampir 12 persen," ucapnya pada wartawan di Jakarta. Karena alasan itu pula, lagi-lagi pembatalan ssoal Tapera mendengung. Namun begitu, jika nantinya para pimpinan buruh ini diundang ke Istana menemui Jokowi, ketegasan soal penolakan Tapera harus tetap disuarakan. Jangan lantas 'amem' dan 'melempem' ketika sudah diajak bertemu pemimpin negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun