Banyak yang mengatakan, bahwa program Prabowo Subianto cukup masuk akal.
Apalagi jika program tersebut diterapkan di wilayah Papua pedalaman.
Namun begitu, tentu program makan siang gratis ini membutuhkan biaya yang sangat besar.
Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan, bahwa biaya yang dibutuhkan untuk makan siang gratis ini mencapai Rp 450 triliun pertahun.
"Sehingga diperkirakan secara bertahap program ini memerlukan pembiayaan sebesar Rp 100 Rp 120 triliun rupiah pada tahun pertama pemerintahan PrabowoGibran," kata Budiman.
Ia mengatakan, program ini tidak hanya melalui pendekatan pembelanjaan hilir (langsung belanja porsi makan tanpa menyiapkan sumber bahan pangannya) dan mengandalkan APBN saja, agar program ini lebih berdampak secara pertumbuhan dan kemandirian ekonomi nasional.
Sebagai gambaran dengan mengacu pada komposisi makanan 4 Sehat 5 Sempurna, maka program ini dalam skala penuhnya akan memerlukan hingga 6,7 juta ton beras per tahun, 1,2 juta ton daging ayam per tahun, 500 ribu ton daging sapi per tahun, 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buahbuahan, hingga kebutuhan 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun.
"Karena itu, PrabowoGibran merencanakan program ini akan dibangun dengan format kolaborasi para pemangku kepentingan di sektor industri pangan nasional. Pembelanjaan hulu, hilirisasi komoditi pangan skala kabupaten, serta konsep Collaborative Farming yang melibatkan industri pangan nasional akan mewarnai implementasi program ini," paparnya.
Desa akan diandalkan sebagai basis produksi komoditi dan bahan pangan yang dibutuhkan untuk menyediakan makan siang dan minum susu gratis.
Diperkirakan sekitar 10 ribu desa dari total 74.961 desa bisa dilibatkan memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan program ini.
Karena biaya makan siang gratis ini cukup besar, tentu banyak pihak yang mengkhawatirkan pembengkakan pada anggaran negara.