Keluar kamar mandi aku berpapasan dengan ibuku. "Tumben kamu sudah bangun. Ayo berjamaah salat Subuh di masjid sana!" kata ibu sambil melangkah masuk kamar mandi.
"Hah?" Kutengok jam di dinding, jam empat lewat lima menit. "Hah, subuh? Jadi barusan adzan subuh? Aku kira adzan isya."
Aku masih belum percaya begitu saja. Aku menuju kamar, sekali lagi kuyakinkan diri. Kuraih ponsel di atas kasur, kulihat layar ponsel menunjukkan tanggal 11 November 2012 jam 04:09, walau beda menit tapi jam di ponsel dan di dinding, akur. Aku ternganga, spontan menepuk kening. Mendadak tubuh terasa begitu berat, lunglai, dan kujatuhkan diri di atas kasur. Saat itu aku benar-benar menyadari, sudah terlambat. Aku gagal mengirimkan cerpenku. Sudah lewat batas pengiriman.
"Aaarrgh...!"Â rutukku dalam hati.
Untuk sesaat aku terdiam menyesali kesempatan emas yang terlewatkan begitu saja. Di tembok kamar, angka tujuh, lima, tiga, dan satu dengan nol enam digit melayang-layang lalu menghablur, dan lenyap begitu saja. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H