Mohon tunggu...
Array Nuur
Array Nuur Mohon Tunggu... -

krusuk-krusuk... pletuukkk... ketimprang..... bledugg.... jedoorrrr.... hapooowww.... cleebbb.... deziiiigggg... deziiiiggg..... tuuuuuuiiiiiingggg... duaaarrr.... 2654042D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rindu Itu Koma: Kisah Kecil Epilepsi #Stadium 2 - Delapan Belas & Sembilan Belas

22 Juli 2013   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sulit untuk disembuhkan seratus persen, tapi intensitas kekambuhannya bisa ditekan, mudah-mudahan bisa sampai tidak kambuh. Saya tak dapat menjamin dan memastikannya. Semua tergantung kepada kehendak Allah, serta segenap usaha kita untuk mengikhtiarkan pengobatannya," sang dokter meyakinkan.

"Jadi saya harus bagaimana Pak dokter?"

"Bu Asih jangan putus asa. Yakinlah jika berusaha dengan sebaik-baiknya dan tawakal kepada Allah, Insya Allah bisa sembuh. Salah satu cara untuk membantu pengobatan anak Bu Asih, ibu harus mengikuti saran dan anjuran saya!" jelas Dokter Budi.

"Ya Pak Dokter! Supaya anak saya bisa sembuh, saya akan menuruti kata-kata pak dokter."

"Saya sudah catatkan resep obat, nanti Bu Asih bisa tebus di apotek. Obatnya harus diminum dengan rutin dan teratur." Sang Dokter menunjukkan secarik kertas kecil resep obat yang dilampirkan di dalam map itu.

"Ya Pak Dokter! Terus saya harus bagaimana lagi?" Asih semakin antusias.

Dokter Budi menghela nafas, bersiap memberikan penjelasan yang cukup panjang. Lagi-lagi di dalam hati dia merasa sangsi apakah Asih dapat mengerti dan mengingatnya.

"Begini Bu Asih, pertama, jaga kondisi fisiknya. Anak ibu tidak boleh terlalu lelah dan istirahatnya harus cukup. Hindari aktivitas berlebihan yang dapat menguras tenaganya. Kedua, Bu Asih harus memperhatikan makanannya. Anak ibu harus banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Jangan terlalu banyak makan daging. Dan usahakan juga agar dapat buang air besar dengan teratur. Ketiga, awasi dengan hati-hati. Jangan biarkan bermain api, memanjat pohon, berdiri di pinggir sungai atau di kolam, karena itu bisa membahayakan anak Bu Asih." Dokter Budi jeda sejenak mengambil helaan nafas. Asih mangut-mangut kecil, berusaha mengingatinya.

"Keempat, kalau terlihat gejala penyakit anak Bu Asih akan kambuh, segera berikan satu hingga dua sendok garam dan dihirupkan bau bawang putih, itu untuk mencegahnya kambuh. Kelima, kalau anak Bu Asih sudah pingsan, segera baringkan telentang dan pakaiannya dilonggarkan, bila perlu sumpal mulutnya dengan kain bersih yang sudah dilipat atau benda apa saja yang halus agar lidahnya tidak tergigit. Bagaimana, Bu Asih mengerti dan bisa mengingat apa yang saya jelaskan barusan?"

"Aduh Pak Dokter, saya tak bisa mengingatnya. Terlalu panjang." Asih menggaruk pipi.

"Hmm," Sekian panjang dan jelas menerangkan, Asih tak mampu mengingatinya. Sang dokter tergelitik, dongkol sekaligus geli melihat respon Asih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun