Mohon tunggu...
Rahma Nadia
Rahma Nadia Mohon Tunggu... Akuntan - tpwk

treat people with kidness

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Akhir Sebuah Permainan

12 November 2020   09:34 Diperbarui: 12 November 2020   09:39 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.brilio.net/

Pada saat aku menginjak kelas 9, teman-teman ku meminta aku mengikuti ekskul basket lagi karena akan diadakan pertandingan. Memang, aku sempat berhenti mengikuti ekskul basket karena terlalu banyak tugas sekolah yang membuatku mengabaikan ekskul.

Sejak saat itu, kami semua mulai fokus berlatih bersiap mengikuti pertandingan. Setiap pulang sekolah, aku dan teman-temanku berlatih di sekolah hingga petang. Tibalah hari dimana pertandingan akan dimulai. Pada pertandingan pertama, kedua tim dari sekolah ku memenangkan pertandingan dan berhasil melanjutkan ke pertandingan selanjutnya.

Namun di pertandingan selanjutnya, tidak semudah di pertandingan pertama. Tim putri dari sekolah ku melawan tim putri tuan rumah. Sebelum dimulai, kami semua berlatih sebagai pemanasan. 

Tak lama, pertandingan pun dimulai. Setiap kali aku mencoba merebut bola, lawan selalu bisa menghindarinya. Aku akui jika mereka mempunyai energi yang sangat kuat. Sampai-sampai membuatku terpental ke dinding lapangan saat akan menangkap bola.

Melihat skor tim kami yang belum juga bertambah, semuanya panik dan kepanikan itu membuat kami tidak fokus. Tim lawan terus menyerang kami, hingga di akhir permain semangat sudah tidak kami miliki. Kami pasrah dan permainan ini berakhir dengan skor 0-60 dimenangkan oleh tim putri tuan rumah. 

Sedangkan untuk tim putra, di menangkan oleh tim dari sekolahku. Selesai pertandingan, pelatihku cukup marah karena permainan yang diberikan oleh tim putri kurang baik. Kami pun mengadakan evaluasi sebentar.

"Kenapa kalian bermain seperti itu? Mana teknik-teknik yang sudah Abang ajarkan? Kenapa tidak kalian gunakan?" ujar sang pelatih dengan penuh amarah.

"Maaf Bang, tadi waktu pertandingan kami tidak diberikan kesempatan untuk memegang bola." Diana berkata dengan rasa takut yang menyelimutinya.

"Iya Bang, tadi Saras sudah mencoba panggil Ica. Tapi dia tidak juga mengoper bolanya." Ica yang mendengar itupun tidak terima.

"Bang, tadi saat Ica mau mengoper bolanya posisi mereka sedang tidak aman Bang!" sangkal Ica.

"Tidak aman bagaimana? Tadi aku lihat Ara posisinya aman-aman saja," sahut Sarah. Saat Ica hendak menyangkal lagi, Pelatih mengintruksikan kami untuk diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun