1. Meme ini sebenarnya dapat dibaca dengan mudah oleh civitas kampus UIN Sunan Kalijaga. Pasalnya kita dapat mengetahui dimana Student Center (data) 'tempat kejadian perkara' dan 'barang bukti' kursi yang memiliki lubang (data).
2. Pertanyaan yang lain adalah "Ngapain mba?" Apa yang dipikirkan oleh mahasiswi tersebut hingga memasukan jarinya kelubang yang ada dikursi itu. Jawaban sederhana yang saya tangkap adalah mahasiswi tersebut gabut.
3. Saya berpikir kenapa jarinya bisa nyangkut seperti itu ya? Seharusnya jari yang masuk juga bisa keluar, tetapi ini tidak. Ini juga yang menjadi humor
4. Bukan meme kalau tidak diposting oleh akun meme, dan juga viral maupun trending. Saya melihat platform seperti kumparan dan volix media juga memposting berita dan gambar ini. Di media sosial twitter juga ramai diperbincangkan. Dengan demikian, gambar diatas menurut saya memang termasuk ke dalam meme.
Sebenarnya tidak juga melulu melakukan analisis yang mendalam untuk memahami meme, tetapi untuk memudahkan orang paham akan meme memang memerlukan analisis. Kita ambil contoh orang awam yang tidak paham dan tidak meneliti tentang meme. Maka dengan melihat gambar diatas saja, respon yang biasanya terjadi adalah "kok bisa ya?" kemudian dia akan tertawa karena kejadian tersebut memang jarang terjadi dan menggelitik.
Metode untuk memahami meme ini sebenarnya bermula dari penangkapan panca indera kita. Kemudian masuk kedalam mesin pengolah informasi, data, yang ada di kepala kita. Selanjutnya akan dirangkai dengan kata yang kemudian menjadi kalimat yang mempunyai makna tetapi abstrak. Akhirnya dari proses yang terjadi outputnya kita akan tertawa. Seorang yang melihat meme di gadgetnya tidak akan membaca meme tersebut di ruang terbuka dengan suara yang keras. Cara membaca dan memahami orang tersebut adalah abstrak karena berada dalam pikiran. Dan kemudian, orang tersebut akan tertawa.
Tulisan ini sebenarnya masih kurang dalam, untuk mencari tahu hubungan antara hermeneutika dengan meme. Tetapi saya sampaikan bahwa untuk mencari maksud yang terkandung dalam meme, kita bisa mencarinya melalui hermeneutika. Terakhir, jangan lupa bahagia dan mari kita tertawa bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H