Penjahat ini bukan "Phantom". Begitupun penjahat-penjahat lain yang diburu setelahnya. Mereka hanyalah tameng Phantom, sebelum Phantom asli benar-benar tercyduck. Eh sorry, gue alay. Maksudnya sebelum Phantom si biang kerok sebenarnya di balik semua ini benar-benar KO di tangan Hades.
Sejak saat itulah konflik-konflik baru bermunculan, bahkan kisah dan kasus dari masa lalu terbuka kembali untuk diusut ulang pihak kepolisian. Banyak korban berjatuhan, mulai dari orang-orang penting di kepolisian, kejaksaan juga warga sipil. Tak tanggung-tanggung, kasus dari masa lalu yang akhirnya membuat Hades geram dan Phantom meradang, menyeret sejumlah nama para petinggi kepolisian, kejaksaan dan pejabat negara lainnya. Kasusnya, aliran dana gelap menyangkut Pilpres tahun 1999.
Jadi ceritanya, Jo Hyun Min alias Phantom ini punya dendam masa lalu kepada para pejabat yang sekarang ia pegang kendalinya. Ia jugalah yang ada kaitannya dengan kasus kematian Shin Hyo Jong, si model cantik.
Penuh. Dalam satu drama kita bisa melahap sekian banyak pesan moral dan pelajaran berharga tentang kehidupan. Tentang pekerjaan, keluarga, persahabatan, pendidikan, pemerintahan, dan nasib sebuah negara di ujung jari seorang peretas.Â
Para peretas di sana (Tim Dae Young yang dikendalikan Phantom), gabungan Tim China dan Korea berusaha menggertak para petinggi negara Korea Selatan dengan melumpuhkan aktivitas publik di sejumlah objek vital negara, salah satunya pusat listrik negara. Â Jika saja tidak ada yang mampu menandingi kecerdikan Tim Daeyoung saat itu, mungkin Korea Selatan akan lumpuh beberapa saat setelah ujung jari para hacker menekan tetikus.
Yang bikin nyesek, si Phantom ini ternyata juga menjadi orang penting di beberapa perusahaan besar termasuk di perusahaan IT SafeTech yang memproduksi semacam antivirus, gitu. Akan tetapi, antivirus ini ternyata adalah jalan masuk Phantom untuk bisa meretas seluruh komputer pengguna, termasuk komputer para pejabat yang ia benci. Sehingga, katakanlah Phantom menjadi "penguasa informasi" saat itu. Â
Ah, ya, ada satu episode yang menarik juga walaupun keluar dari inti utama cerita, saat tim kepolisian bagian divisi kejahatan dunia maya kebagian menginvestigasi kasus kematian sejumlah pelajar di salah satu SMA unggulan di Korea Selatan. Ini ada kaitannya dengan kunci jawaban jelang ujian yang tersebar melalui email para pelajar dan pesan provokasi (entah dari siapa) melalui SMS. Part ini benar-benar membuat saya betah karena memang, ya, problematika dunia pendidikan itu... Sesuatu! Nah kebetulan kisah yang disajikan di drama bisa saya benarkan, meskipun tidak seutuhnya. Ada beberapa hal yang memang bisa membuat para pelajar stress dan akhirnya bahkan bisa melakukan hal-hal di luar batas kewajaran. Bunuh diri dan (maaf) membunuh teman sendiri, misalnya. Naudzubillah.
Hmm.. Episode mana lagi ya? Ya pokoknya kalau diceritakan semua, mah, banyak hal menarik, lah tentang seluk beluk pengungkapan kasus kejahatan dunia maya. Intinya, di tengah ketakjuban kita akan kemajuan teknologi informasi, kita kadang terlena dan kurang berhati-hati bahkan cenderung abai memproteksi diri, sehingga rentan menjadi korban kejahatan dunia maya selanjutnya.
Satu lagi, andai bisa ditarik satu pelajaran, maka sejauh ini apa yang diceritakan di drama ya memang sesuai realita. Bahkan di Indonesia. Ah, kamu mungkin masih ingat kasus Panama Papers? Atau kasus WannaCry? Itu hanya sebagian kecil dari sekian banyak masalah yang dijumpai di negara ini kaitannya dengan kejahatan dunia maya...
Ancaman demi ancaman terhadap objek vital negara bukan tidak pernah Indonesia dapatkan. Realitanya ada. Dan, benar, dalam drama sempat diungkapkan bahwa orang yang menguasai Informasi akan mampu menguasai dunia.
Ah, iya, Kim Woo Hyun/Park Gi Young/Hades (Sojisub) dalam drama tersebut sempat juga mengatakan, benar bahwa informasi penting (misalnya data penerima aliran dana gelap) memang hanyalah selembar kertas yang tidak ada artinya, tapi jika data dari selembar kertas itu dipublikasikan, menjadi milik publik, maka tamatlah riwayat orang-orang yang ada daftar nama-nama itu. Kurang lebih seperti itu inti pelajarannya.