Mohon tunggu...
Arra Yusuf
Arra Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Arra Itsna Yusuf suka jalan-jalan dan nulis suka-suka

Setidaknya, dengan menulis, "Aku menghadirkan diri, meski kau anggap aku mati" (Arra Yusuf)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Anu

5 Maret 2014   04:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mula terlahir
Menyeksamai wajah-wajah
Kami tertawa
tralala-llili
mengurai airmata tanpa sesat

Tengah bertumbuh
mengayomi masing-masing pribadi
Kami terpaksa wara-wiri
Berlari dari satu ke satu dan satu lagi

Kala mengerti
Betapa jejak lahir kami
Bahkan tak bisa dibaui

Kami tak kenal ibu kami
Yang datang di akhir hari
membawa segudang prestasi
membuka luka lama
Perih tak terperi

Kami tak bertanya kemana saja?
Denyar bola mata mengisyaratkan

sepenuh hati meminta jawaban
Atas prahara di akhir hari
Saat kami baru benar-benar mengerti
Kami tak kenal ibu kami

III

Ayat-ayat peradaban

Di sini
Kami dicekoki
Semacam intuisi
Lewat sebait puisi
Lara pun terobati

Di sini
Kami disuapi
Semangkuk jampi-jampi
Menggeletarkan ruang-ruang hampa dalam diri

Di sini
Kami disuguhi
Senarai kesenjangan
di balik jubah hitam
melenakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun