begitupun sebaliknya, menceritakan dengan tulisan mertua dan sang mertua tidak akan pernah cukup satu halaman, dan tidak akan tertuliskan satu persatu, kalimat per kalimat, karena memang begitu banyaknya waktu dan rezeki beriringan sepanjang kehidupan rumah tangga. suka duka dilalui bersama sambil belajar dan belajar, tidak ada yang tamat dalam pelajaran ber keluarga.Â
Niscaya  ada persamaan , karena kita dipersatukan dengan macam perbedaan, baik hati dan perasaan yang harus berjalan beriringan. apalagi kepada sang mertua??menjaga mulut dan perasaan adalah salah satu senjata bagi pasangan suami istri. saya bukan wanita sempurna, bukan pula wanita super. .hidup ini berputar bagai roda kenderaan.kadang diatas,kadang dibawah. jadi tidak ada alasan untuk tidak saling menghormati. ibu mertua adalah orang yang melahirkan suami, ibu saya adalah orang yang melahirkan saya, dan saya pada akhirnya juga akan mempunyai menantu dan akan memanggil saya " mertua"Â
hidup mertua,hidup suami....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H