Mohon tunggu...
Arolina Sidauruk
Arolina Sidauruk Mohon Tunggu... Pengacara - Waktu itu sangat berharga

Bagai menegakkan benang basah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan Dua Belas

26 Desember 2020   20:31 Diperbarui: 26 Desember 2020   20:32 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, sengaja jalan-jalan sore melihat situasi yang tidak seramai tahun lalu

bulan ini aku tak pasang pohon terang,karena bagiku bulan ini terasa sunyi.

bulan ini aku tidak ikut natalan,karena kumerasa pandemi itu mencurigakan

bulan ini suasana Natal kurayakan dirumah saja dengan keluarga kecilku

bulan ini Immanuel hadir didalam rumahku dihati kami yang merindukannya

bulan ini orang sibuk menikahkan anaknya, sibuk juga memberikan nama anaknya, (pandidion)

bulan ini puncak covid merajai dunia,menguasai hati dan pemikiran.

bulan ini  adalah bulan yang harus disejajarkan dengan payung.

bulan ini  adalah saat-saat kita akan menuju tahun berikutnya,membalikkan kalender 2021

bulan ini  akan menjadi titik klimaks keberhasilan dan kegagalan dalam setahun

bulan duabelas tahun ini agak berbeda dari bulan duabelas tahun kemarin

bulan duabelas tahun lalu,jalanan macat,karena perantau hampir merajai

bulan duabelas beranda facebook dan instagramku hampir penuh dengan ucapan Merry Chrismas 

bulan duabelas tahun ini terasa dingin sedingin air hujan yang hampir setiap hari mengguyur kota

bulan duabelas kali ini aku lewati tanpa riasan salon,tanpa pernak pernik lampu pohon terang

bulan duabelas kali ini tidak menguras kantong, hanya ada beberapa jenis kue kering untuk jaga-jaga kalau ada saudara datang

bulan duabelas bermakna sederhana,hikmat dan belajar bercermin

desember bulan duabelas,bulan ini mengajariku untuk menahan diri,sederhana,instropeksi dan evaluasi

desember bulan duabelas bulan ini kumaknai dengan kesederhanaan kelahiran sang juruselamat.

                                    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun