Disaat statusmu menjadi  janda
Ditinggal pergi sang Bapak tercinta
Diwariskan dengan tujuh orang kurcaci
Bagaikan kumpulan tim pemain volley
Â
Saat itu godaan banyak, begitu ceritamu
Kekwatiran nyataberada di dipelupuk mata
Warisan tujuh kurcaci akan seperti apa
Bayangan gelap dan licin melintas selalu
Â
Saat itu semangat mu bangkit kembali
Setelah warisan kurcaci sudah menjadi
Kebahagiaan dan kesempurnaan sudah terjadi
Saatnya untukmu ibu, bagi kami untuk berbakti
Â
Kini diusiamu yang tidak muda lagi
Masih memikirkan akan seperti apa sang kurcaci
Yang sudah bertambah menjadi anak dan cucu
Senantiasa menyayangimu dan memanjakanmu
Â
Ibu,,,Kasihmu selalu menaungi kami
Tak sedetikpun lepas sebutan nama kami didalam doa
Ibu..sudah renta dengan tongkat  dan tubuh yang uzur
Kelincahanmu sudah hilang terbawa kabur
Â
Ibu..sudahlah...bahagialah....
Jangan semua dipikirkan, gembiralah
Senyumlah menapaki hari tuamu
Warisan kurcaci sudah bahagia dengan bahagianya
Â
Ibu....lelahmu sudah terbayar
Usiamu yang panjang adalah berkat
Perhatianmu ,kasih sayangmu tak pernah pupus
Panjang usiamu  telah  menjadi  pengutus
Â
Â
Puisi untuk Hari Ibu 22 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H