Kompleksitas permasalahan ekonomi yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi saja, akan tetapi faktor non ekonomi memberikan implikasi yang sulit terhadap perluasan pemahaman akses keuangan di Indonesia. Kondisi kemiskinan dan ketimpangan yang masih tinggi di Indonesia memungkinkan perlambatan perluasan penggunaan CBDC diseluruh lapisan masyarakat.
Kondisi kemiskinan Indonesia yang mencapai angkat 9,03 persen pada tahun 2024 dengan tingkat ketimpangan 0,379 masih mencerminkan permasalahan sosial-ekonomi yang perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya, menurunnya kinerja ekonomi sejak pandemi covid-19 yang disusul dengan ketegangan geopolitik yang tak berkesudahan mengakibatkan pemulihan ekonomi yang lamban bagi Indonesia sebagai negara berkembang.
Pada kondisi yang demikian, masyarakat akan mengalami kesulitan dalam penerapan CBDC yang akan diluncurkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, sebagian masyarakat Indonesia masih belum memiliki pemahaman yang cukup baik terhadap keuangan memungkinkan penerapan CBDC di Indonesia akan mengalami beberapa kendala. Keengganan masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis digital memberikan tantangan tersendiri bagi otoritas moneter dalam meningkatkan efisiensi penerapan CBDC di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI