Mohon tunggu...
Arnoldus Ajung
Arnoldus Ajung Mohon Tunggu... Guru - Inspirasi Hidup

Hidup selalu dihadapkan pada pilihan. Maka hidup harus selalu dimaknai, agar hidup berkualitas. Hidup yang berkualitas adalah hidup yang bermakna dan bernilai, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Mencoba memaknai hidup yang dianugerahkan, mencari butir-butir mutiara hidup yang tersembunyi di dalam setiap peristiwa dan pengalaman hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Moderasi Hidup Beragama di Tengah Pluralitas Agama

17 Oktober 2021   08:17 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:46 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulannya bahwa bukan hanya ada satu agama saja yang benar, tetapi semua agama adalah benar menurut masing-masing penganutnya. Oleh sebab itu setiap penganut agama harus memiliki sikap iman yang teguh, kuat dan mendasar atau dengan kata lain fanatik dengan ajaran agamanya masing-masing, tidak boleh ada keraguan sedikit pun untuk meyakini atau percaya pada ajaran agama yang dianutnya. 

Demikian pula sebaliknya setiap penganut agama tidak boleh memaksakan kebenaran ajaran agamanya kepada agama lain. Apalagi menafsirkan ajaran agama lain dengan menganggap bahwa agamanya yang paling benar, sedangkan yang lain salah atau tidak benar (fanatisme). Sikap fanatisme dapat menimbulkan ketegangan dan ketidakharmonisan hubungan antarumat beragama. 

Oleh sebab itu diperlukan moderasi dalam beragama, yaitu sikap yang moderat, tidak berlebih-lebihan atau ekstrem, tidak memaksakan kehendaknya kepada yang lain yang berbeda, dengan penuh kerendahan hati menerima bahkan mengakui perbedaan dan kebenaran dalam aneka kepercayaan dan agama. Jadi yang dimoderasi di sini adalah cara beragama, bukan agama itu sendiri karena setiap agama sudah sempurna.

 Deklarasi Abu Dhabi "Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan"

Peristiwa penting dan bersejarah dalam dialog lintas iman terjadi antar para tokoh agama tentang Persaudaraan Kemanusiaan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin, 4 Februari 2019.

Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmad Al-Tayyib menandatangi "Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan" atau dikenal dengan "Deklarasi Abu Dhabi". Perjumpaan tokoh Katolik dan tokoh Muslim pernah terjadi 800 tahun lalu, yakni antara Santo Fransiskus Asisi dan Sultan Malik al Kamil di Damieta Mesir (1219). Santo Fransiskus Asisi terkenal dengan doanya: "Tuhan, Jadikanlah Aku Pembawa Damai". Dan kini kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab (3-5 Februari 2019) membawa tema: "Tuhan, Jadikanlah Hamba Perantara PerdamaianMu" ("Make me a channel of your peace"). Logo yang dipilih bergambar burung merpati menggigit daun zaitun yang melambangkan perdamaian. Garis kuning dan bagian tubuh merpati berwarna putih melambangkan bendera Vatikan. Sedangkan warna merah, putih, hijau dan hitam melambangkan bendera UAE.

Dokumen Persaudaraan Manusia merupakan suatu langkah maju dari dialog Kristen-Islam dan menjadi suatu tanda yang kuat akan perdamaian serta harapan akan masa depan kemanusiaan. Apa saja poin penting dari Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani dua pemimpin agama besar di dunia itu?

Inilah 12 poin penting dari dokumen tersebut:

Keyakinan bahwa ajaran asli agama-agama mendorong manusia untuk hidup bersama dengan damai, menghargai kemanusiaan, dan menghidupkan kembali kebijaksanaan, keadilan, dan cinta kasih.

Kebebasan adalah hak setiap orang. Pluralisme dan keberagaman agama adalah kehendak dan karunia Allah.

Keadilan yang berlandaskan kasih adalah jalan untuk hidup yang bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun