Coach Indra Sjafri sudah mendapat pujian setinggi langit. Keberhasilan timnas Indonesia U-22 atau kerap disebut Garuda Muda menjadi alasan kuat bahwa pelatih yang sudah berusia 60 tahun ini memang memiliki tangan midas, meraih juara, khususnya untuk timnas kelompok umur.
Kisah kehebatan Indra Sjafri dimulai pada saat Kejuaraan AFF U-19 2013, sepuluh tahun lalu. Saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah dan berhasil mengandaskan perlawanan Vietnam dengan skor 7-6 dalam penalti setelah waktu normal laga final itu diakhiri dengan imbang 0-0.
Butuh waktu lima tahun lagi yakni, Kejuaraan AFF U-16 2018, baru Indra Sjafri kembali menghadirkan gelar juara. Secermin saat mengalahkan Vietnam. Di laga final turnamen ini, Indra Sjafri berhasil membawa Timnas Indonesia U-16 juara dengan mengalahkan Timnas Thailand melalui babak adu penalti.
Lalu baru beberapa hari lalu, di perhelatan SEA Games 2023, Indra Sjafri membuat sejarah besar dengan memuaskan dahaga 32 tahun emas sepak bola putra.
Di laga final yang berlangsung dramatis, dengan berbagai drama yang menyertai, Indra Sjafri berhasil membawa Marselino Ferdinan, dkk yakni Timnas U-22 mengalahkan Timnas Thailand dengan skor telak 5-2. Kemenangan besar atas Thailand yang disebut Raja ASEAN karena menjuarai ajang ini selama enam belas kali.
***
Di tengah prestasi mengkilap dengan raihan emas ini ternyata berimbas pada posisi dan jabatan Indra Sjafri. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir kabarnya sudah memastikan akan mengganti Indra Sjafri.
Lah, mengapa harus mengganti Indra Sjafri? Penggemar timnas dan sepak bola jangan kuatir dulu, karena pergantian ini tidak untuk membuat Indra Sjafri digantikan sebagai pelatih Timnas Indonesia U-22 namun untuk memperkuat kinerja dan fokus Indra Sjafri menuju  berbagai event penting di sisa 2023 ini.Â
Selain target utama yakni melakoni Asian Games 2022 di China nanti, ada juga Kualifikasi Piala Asia U-23 yang perlu butuh bimbingan Indra Sjafri untuk memoles Marselino Ferdinand kk, agar tampil lebih mengkilap.
Lalu peran penting apa yang akan dialihkan dari Indra Sjafri? Seperti yang diketahui, tugas melatih Timnas Indonesia U-22 hanyalah tugas tambahan bagi Indra Sjafri yang sebenarnya mendapat jabatan strategis lainnya yakni menjadi Direktur Teknik PSSI. Sebagai informasi Indra Sjafrie menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI sejak Februari 2020.
Inilah yang membuat Erick Thohir melihat bahwa perlu kebijakan strategis yang tidak membebani Indra Sjafri untuk menyiapkan Timnas Indonesia U-22 agar lebih kuat, jalannya adalah mencari Direktur Teknik, dan hebatnya Erick Thohir berencana untuk mencari pengganti Indra Sjafri dari Jerman.
"Salah satunya saya sudah bicara dengan Jepang, nanti kita kerja sama mengenai bench marking liga dan wasit. Dengan Jerman kita akan tanda tangan bench marking liga, dan salah satunya mencari direktur teknik" kata Erick, saat ditanya tentang Direktur Teknik baru PSSI.
***
Apakah ini sebuah keputusan yang bijak, menurut saya ; iya. Lagian Erick Thohir juga bukanlah orang baru di sepak bola yang akan membuat kebijakan tanpa mengetahui dampak dari kebijakan tersebut.
Selain itu, mengharap Indra Sjafri merangkap jabatan juga bukanlah hal yang mudah, melihat spesifikasi kerja yang cukup kompleks seorang Direktur Teknik.Â
Paling tidak, secara ringkas ada 4 (empat) tugas dari Direktur Teknik. Pertama, menjadi kordinator terhadap rencanga pengembangan pembinaan pelatih dan wasit, termasuk memperbaiki lisensi pelatih dan wasit. Kedua, Scouting dan pembinaan atlit sepak bola muda dan berbakat. Ketiga, membuat standarisasi SSB, dan terakhir, membawahi timnas level Kelompok Umur.
Jika kita lihat rekam jejak dan apa yang dilakukan oleh Indra Sjafri, maka yang paling kelihatan dalam tugasna sebagai Direktur adalah keaktifannya terhadap perekrutan pemain muda dari berbagai pelosok tanah air, dan tentu saja tanggung jawabnya terhadap timnas kelompok umur.
Indra Sjafri dalam berbagai kesempatan menyebutnya sebagai program grassroots atau akar rumput.Â
"Program grassroots akan jadi prioritas kami karena di sana menjadi pondasi atau fundamental sepak bola Indonesia kedepan," capa Indra Sjafri.
Inilah mungkin yang membuat, Indra Sjafri akhirnya dianggap menjadi sosok yang paling pantas ketika membesut talenta muda, di Garuda Muda, dan hasilnya terlah kelihatan.
Jadi apakah pergantian Indra Sjafri ini adalah sebuah pilihan yang baik? Sekali lagi ya. Asal dengan satu syarat penting, kedatangan orang baru tidak mengganggu, atau membuat irisan tak penting namun seharusnya memperkuat Indra Sjafri yang telah terbukti mempersembahkan gelar juara.
Begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H