Saya jelas cukup heran, kesalahan konyol ini kembali terjadi, karena di Piala Dunia 2018, saat dihajar Korea Selatan, tim Asia yang juga mengandalkan kecepatan serangan balik, Hans Flick, saat itu menjadi asisten Joachim Loew, pelatih Jerman saat itu.Â
Ketiga, pemain Jerman nampak terlalu percaya diri menghadapi Jepang. Apakah menganggap enteng? Seharusnya tidak, tapi bisa saja terjadi.
Para penonton layar kaca semoga menangkap kejadian dimana striker, Takuma Asano beradu lari dengan bek Jerman, Anthony Rudiger, dan Rudiger nampak memperolok Asano yang tak mampu mengejar bola.
Kepercayan diri itu ada baiknya, namun terlampau berlebihan jelas akan menjadi bumerang.
Peluang demi peluang terjadi. Pemain muda, Jamie Musiala bahkan bergerak bak seorang Neymar, meliuk kesana kemari, memporak porandakan lini pertahanan Jepang yang dikomandoi Maya Yoshida.
Beruntung bagi Jepang, penyelesaian akhir Musiala masih berantakan, tetapi Jerman nampak yakin akan menang karena memiliki pemain stylish seperti Musiala.
Inilah sebuah kesalahan. Der Panzer yang kita kenal, tidak bermain dengan mengandalkan satu pemain seperti Musiala saja. Der Panzer dikenal bermain dengan kedisiplinan tinggi, dan hormat pada lawan sepanjang laga.
Ketika identitas ini hilang, Jerman siap dihukum oleh Jepang, dan inilah yang terjadi.
Kekalahan mengejutkan ini membuat langkah Jerman terbilang cukup berat, karena perlu mengalahkan tim kuat Spanyol dan memastikan dominan atas Kosta Rika di dua laga selanjutnya.
Jepang tentu saja masuk dalam kepercaayan diri yang kuat, karena sejarah membuktikan bahwa apabila Jepang tidak kalah di laga awal, Jepang akan melaju ke babak selanjutnya. Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H