Gundogan cakap mendistribusi bola untuk memulai serangan dan piawai saat mesti mendelay ketika kembali merebut bola dan memastikan para pemain Jerman kembali ke posisi masing-masing.
Itulah yang membuat saya tak habis pikir bahwa mengapa Gundogan ditarik ke luar lapangan dan diganti Goretzka.Â
Alasan yang paling mungkin adalah Hans Flick ingin memastikan lini tengah Jerman lebih kokoh dan kuat ketika mesti dipacu fisik oleh pemain Jepang.
Sudah unggul 1-0 melalui penalti Gundogan, membuat Hans Flick berpikir hanya perlu menjaga status quo serta mengintip kesempatan menambah gol.Â
Kesalahan fatal, karena sesudah Gundogan keluar, ball possession Jerman jelas tereduksi, sehingga Jepang lebih mudah untuk mendikte laga.
Kedua, kecerobohan dalam menangkal serangan balik Jepang.
Secara taktikal, sebelum laga ini, Jepang sudah secara gamblang mengatakan tentang kelemahan Jerman dalam menghalau serangan balik. Adalah pemain sayap Jepang Kaoru Mitoma, yang menyebutkan hal tersebut.
"Mereka menempatkan banyak pemain di depan ruang serang, jadi mereka punya kelemahan melawan serangan balik, jadi kami sedang mempersiapkan ini" ujar Mitoma.
Hans Flick pada awalnya terlihat mempersiapkan hal tersebut. Perhatikan gerak bek Nico Schlotterback yang nampak dibatasi, ketika bek sayap kiri Jerman, David Raum diinstruksikan untuk lebih ofensif.
Pada awalnya berhasil, karena Raum membuat Jerman mendapat hadiah penalti, ketika pergerakannya dihentikan pemain Jepang di kotak penalti. Akan tetapi, Schlotterback tidak bisa terlalu sering ditinggalkan sendirian oleh Raum.Â
Akibatnya, ketika Schlotterback kalah dalam duel kecepatan lari dengan striker Jepang, Asano, saat serangan balik, tidak ada back up yang cukup.