Tae-yong menyadari ini pergantian yang keliru itu, karena pola permainan semakin semrawut sesudah Ronaldo masuk, dan akhirnya Ronaldo dikeluarkan, dan diganti dengan Marselino yang adalah seorang gelandang. Pergantian tanpa arti, terlambat dan mubazir
Ketiga, membuat Ricky Kambuaya jadi lone striker di depan, ketika timnas ketinggalan. Di titik ini, Tae-yong sudah frustrasi. Ronaldo keluar, dan Ricky Kambuaya menjadi striker tunggal di depan, diapit Egy dan juga Witan Sulaeman. Aneh bin ajaib.
Di Piala AFF lalu, saya sudah mengamati fleksibilitas taktik Tae-yong ini. Namun nampak tanggung. Jika ingin bermain 4-3-3, seperti di awal laga, dia lebih senang mengandalkan pemain depan yang cepat diapit pemain sayap yang juga mampu berlari kencang.
Akan tetapi di beberapa laga, ketika harus bertahan, dia mendorong ada pemainnya yang dapat menjadi poacher, pemain yang dapat memantulkan bola, ketika serangan balik dilakukan.Â
Idealnya adalah seperti striker Bali United, Ilija Spasosevic, tapi Tae-yong tak pernah mau memanggil pemain dengan tipikal ini di timnas, entah mengapa.
Jadi aneh, jika mendorong Ricky yang notabebe memiliki fisik yang kuat memainkan peran ini, ketika ketinggalan pula. Hasilnya juga tak signifikan, sudah kalah mental, kalah taktik dengan keanehan yang terjadi di lapangan.
Saya kira tak ada alasan bahwa ketidakhadiran Asnawi dan Pratama Arhan mempengaruhi penampilan timnas, jikalau ada keanehan taktikal yang terjadi di lapangan seperti ini.
Hanya sebagai seorang penikmat timnas, saya kira masih ada jalan untuk perubahan. Semoga ini demam panggung di awal laga dari Shin Tae-yong. Sesudah itu, saya bersama jutaan penggemar timnas tentu saja berharap ada perubahan di laga sesudah ini.
Calon lawan berikut seperti Filipina, Timor Leste dan Myanmar harus mampu dikalahkan.Â
Dengan banyak harap, bahwa Shin Tae-yong, yang sudah sempat membuat saya jatuh cinta di Piala AFF kemarin, mampu menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih yang hebat.Â
Kali ini, harap saya tidaklah muluk, mampu masuk final SEA Games 2021 saja sudah cukup Tae-yong. Tak harus seperti kalimat di iklan itu, berikan saya 11 pemuda akan saya guncang dunia. Begitu saja.