Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong Boleh Naik Pitam, Tapi Ini 2 Argumen Bukan Salah Pemain Saja

28 Januari 2022   15:29 Diperbarui: 28 Januari 2022   15:48 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan soal pemanggilan saja, seharusnya jika masih yakin dengan Dedik, rubah taktik yang mungkin lebih cocok dengan karakter permainan Dedik Drogba.

Maksud saya adalah, jika sudah terbukti bahwa Dedik tidak bisa menjadi seorang targetman dalam skema 4-3-3 maka rubah taktkinya, bisa saja Dedik bermain dalam skema 4-4-2, duet striker. Ini dapat mengakomodir kebutuhan seorang Dedik.

Jika solusi ini juga gagal, kembali ke asumsi pertama, jangan lagi panggil Dedik. Titik.

Berikutnya, soal Edo dan Ramai Rumakiek, jika kita simak hal ini karena kedua pemain memang terlihat belum padu, karena tidak sering bermain bersama. Bek kiri dan penyerang sayap kiri ini kesulitan untuk saling mengisi posisi.

Jika STY naik pitam karena gol dari Paulo Gali Freitas terjadi karena lubang di posisi mereka berdua, saya kira ini juga disebabkan karena tidak ada strategi kontra yang tepat di laga tersebut.

Maksud saya begini. Tim kepelatihan seharusnya tahu bahwa Timor Leste akan bertumpu kepada Gali Freitas, pemain paling berbahaya mereka dengan kemampuan menyusuri dari sisi kanan. Di sini posisi Edo Febriansyah dan Ramai Rumakiek.

Jika demikian, seharusnya, kedua pemain ini perlu ditahan pergerakannya dan fokus pada pergerakan dari sisi kanan, yaitu Irfan Jaya dan Sani Rizki disana. Namun, hal ini tidak dilakukan dengan baik dari segi taktikal.

Gali Freitas terlalu sering dibiarkan bebas, apalagi ketika timnas menyerang. Lubang menganga di sektor itu, dan membahayakan pertahanan Indonesia. Ketidakcermatan ini membuat dua kali Indonesia hampir kebobolan, syukur tendangan penalti Timor Leste mampu digagalkan.

Supaya jangan terlalu panjang, saya kira, saya setuju bahwa diperlukan evaluasi menyeluruh, bukan saja pada pemain tetapi pada pemilihan line up dan pendekatan taktik yang dilakukan oleh tim kepelatihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun