Saya kira ada pernyataan yang menarik dari coach Shin Tae-yong seusai laga leg kedua semifinal melawan Singapura di Piala AFF 2020, yang berlangsung dramatis itu. Â
Shin Tae yong menyebut duel tersebut berlangsung menegangkan dan Timnas Indonesia yang diasuhnya seperti "bolak -balik surga dan neraka".
Soal bolak- balik surga neraka ini, jelas bahwa yang dimaksud Shin Tae-yong adalah soal jalannya laga.
Pasukan Merah Putih yang bermain menjanjikan dan mendapat angin surga setelah unggul lebih dulu melalui Ezra Walian di menit ke-11, sekejap berpindah ke neraka setelah Singapura yang minus jumlah pemain malah berbalik unggul.
Dua gol dari Song ui-yong di injury time babak pertama dan tendangan bebas cantik Shahdan Sulaiman  di menit ke-74 membuat Singapura unggul 2-1 hingga menit ke-87, sebelum Pratama Arhan menyamakan kedudukan di skor 2-2.
Kurang lebih semenit angin surga yang kembali datang itu berganti dengan panas neraka, setelah di menit ke-90, Pratama Arhan membuat pelanggaran di kotak penalti sendiri. Hukuman tendangan penalti, yang saya yakin membuat sport jantung penggemar fanatik skuad Garuda.
Saya sendiri sudah membayangkan, jika Faris Ramli mampu membobol gawang Nadeo Argawinata, maka dunia serasa runtuh. Bagaimana bisa timnas kita yang terlebih unggul dan bermain dengan 11 melawan 9 pemain lebih dari 30 menit bisa kalah. Apa kata dunia?
Syukur, Nadeo mampu menepis tendangan Faris dan itulah yang membuat Kapten timnas kita, Asnawi mengucapkan terima kasih untuk Faris. So Sweet.
Di babak perpanjangan waktu, Singapura sudah habis. Pemainnya Shawal Anuar yang sudah kelelahan membuat gol bunuh diri menit ke-91, sebelum gol Egy Maulana Vikri pada menit ke-105+2.
Seusai laga. Surga neraka ini dibahas Shin Tae-yong. Â
"Kedua tim berjuang sangat keras dan kami benar-benar seperti pergi dari surga ke neraka dalam pertandingan," kata Tae-yong.
***
Lawan timnas Indonesia sudah dipastikan, yakni Thailand. Dalam laga leg kedua menghadapi Vietnam, skuad yang dilatih Alexandre Polking itu berhasil menahan gempuran Vietnam, berakhir tanpa gol. Â
Hasil imbang ini membuat Teerasil Dangda dkk berhasil mengamankan tiket final setelah sebelumnya berhasil mengalahkan Vietnam, 2-0.
Menyimak pendapat Shin Tae-yong tentang "bolak balik surga neraka" di laga melawan Singapura, maka saya mencoba membayangkan bagaimana laga melawan Thailand nanti.Â
Apakah skuad Garuda juga akan bolak-balik surga neraka, atau lebih banyak surga atau neraka saja?
Menakar kekuatan Thailand maka saya kira di atas kertas dan melihat penampilan Thailand selama gelaran Piala AFF 2020 ini, maka saya kira Indonesia perlu kuatir akan mengalami kesulitan berat, atau berada di pojok neraka.
Perhatikan saja rekor head to head di Piala AFF di antara kedua tim.  Thailand telah menjelma seperti kutukan  bagi Indonesia karena dalam 3 kali final (keseluruhan 5 kali final), tim Gajah Putih ini memupuskan harapan Indonesia.
Terakhir di 2016, Boaz Salossa dkk yang sempat unggul 2-1 saat bermain di Indonesia, harus meneriman kenyataan mendapat gelontoran dua gol tanpa balas, dari Thailand yang waktu itu dilatih Kiatisuk Senamuang. Pelatih Indonesia saat itu, Alfred Riedl.
Secara permainan di Piala AFF 2020 ini, saya  harus mengakui bahwa Thailand bermain lebih baik. Variabel yang saya gunakan adalah laga melawan Vietnam. Cara Thailand dan menghabisi Vietnam saya kira lebih apik dari timnas kita.
Dalam dua duel tersebut, Thailand begitu disiplin bertahan, dan begitu rapi saat melakukan transisi untuk melakukan serangan balik maupun saat menguasai bola.
Tidak seperti skuad Garuda yang nampak terlalu cepat panik, Chanathip Songkrasin dkk begitu tenang mengatur tempo.
Apakah ini berarti Thailand akan unggul meskipun diprediksi oleh saya akan melahirkan kesulitan untuk Indonesia? Saya kira tidak juga demikian, bola itu bulat, yang berarti segala kemungkinan dapat terjadi.
Jika Singapura yang bermain dengan 9 pemain itu saja dapat mengejutkan Indonesia, mengapa Indonesia tidak sanggup melakukan hal yang sama.
Maksud saya demikian. Saya kira hal yang tidak bisa diprediksi adalah hal yang bersifat "kejutan" seperti pemain bintang tiba-tiba bermain buruk, pelatih salah menerapkan strategi atau kesalahan tak perlu yang membuat pemain diusir. Thailand tampil anti klimaks. Begitu kira-kira.
Jika itu terjadi, dan Indonesia berada di sudut yang diuntungkan seperti melawan Singapura, maka kemungkinan untuk membuat kejutan dengan mengalahkan Thailand terbuka lebar.
Akan tetapi, apakah ini berarti Indonesia hanya berharap keajaiban dari hal-hal non teknis tersebut?Hmm, saya tentu saja berharap ada pendekatan istimewa dari pelatih kesayangan kita saat ini, Shin Tae-yong.
Di Piala AFF 2020 ini, saya dipertontonkan tentang galeri kejeniusan Shin Tae-yong dalam mengutak-atik taktik yang menuai pujian. Harapan yang sama atau malah semakin memuncak bahwa kejeniusan Tae-yong itu akan berlanjut melawan Thailand di final nanti.
Saya berharap ada sentuhan istimewa pada pendekatan 5-4-1 atau 4-2-3-1, dua formasi dasar yang paling sering dan diandalkan oleh Tae-yong selama Piala AFF 2020 ini. Jika berhasil mengejutkan Thailand, maka kita akan dipertontonkan laga yang akan menarik.
Pembenahan demi pembenahan jelas dibutuhkan oleh timnas Indonesia di beberapa sektor.
Misalnya oal stamina para pemain saya kira paling sering diperbincangkan.Â
Bermain menurut skema Shin Tae-yong yang berharap Indonesia bermain spartan selama 90 menit dengan full pressing membuat beberapa pemain terlihat keteteran. Recovery jelas dibutuhkan.
Selain stamina, persoalan mental juga menjadi fokus perhatian. Bagaimana caranya agar Asnawi Mangkualam dkk dapat tenang ketika tertekan, dan jangan menjadi panik ketika ketinggalan. Saya tentu berharap, Asnawi sebagai kapten, dan juga para pemain lain dapat saling mengingatkan soal ini.
Pagi tadi, ketika sampai kantor, saya langsung ditanya oleh rekan kantor. Bagaimana peluang Indonesia di final nanti? Saya yang sering berlagak seperti pandit profesional menjawab singkat. "Thailand hebat, tapi apapun bisa terjadi bagi Indonesia, yang menurut saya sudah tampil luar biasa hingga saat ini".
Begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H