Memang setelah skor imbang 1-1, timnas kembali tampil agresif, tetapi dengan catatan bahwa serangan balik Singapura lebih membahayakan dibandingkan saat masih ada Rachmad Irianto.
Kedua, pemilihan pemain yang tidak tepat. Hal kedua yang menurut saya perlu disoroti adalah ketidaktepatan Shin Tae-yong dalam memilih siapa pemain yang paling tepat menjadi starter---saya memberi fokus pada penyerang tengah.
Perhatikan saja, di laga ini, Shin Tae-yong lebih memilih Dedik Setiawan daripada Ezra Walian.
Tidak jelas pendekatan apa yang ingin digunakan oleh Shin Tae-yong. Dedik memang penyerang yang menurut saya cerdas, tetapi dari segi positioning dan bahkan kecepatan, masih penuh tanda tanya.
Tak heran, di babak kedua, Dedik digantikan oleh Ezra Walian. Akan tetapi nasib Ezra bahkan lebih buruk. Belum genap 45 menit Ezra sudah digantikan lagi oleh Hanis Saghara. Saya menduga, Ezra juga belum bisa melakukan ide Shin Tae-yong di posisi penyerang tengah ini.
Ide yang diingikan oleh Shin Tae-yong bagi striker, nampaknya terlihat saat Hanis Saghara masuk.
Hanis mau menjemput bola, bergerak terus bergantian posisi dengan para penyerang sayap.
Selain itu, dia juga  berani melakukan shoot dari luar kotak penalti saat ruang mulai terbuka ketika  para penyerang sayap menarik perhatian pemain belakan Singapura.
Artinya, kali ini pemilihan pemain nampak tidak tepat. Semoga di leg kedua tidak terlihat lagi, hal-hal seperti ini. Â
Ketiga, pemain sudah nampak kelelahan. Saya kira, sudah banyak pengamat yang meragukan kesiapan stamina kita ketika terus berupaya bermain dengan intensitas yang tinggi dan dengan pressing terus menerus.
Saya perhatikan, salah satu pemain yang nampak kepayahan adalah Pratama Arhan.Â