Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kok Evan Dimas Dicuekin Lagi oleh Shin Tae-yong? Ada Apa?

20 Desember 2021   16:39 Diperbarui: 20 Desember 2021   17:01 8523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evan Dimas merayakan gol ke gawang Thailand pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 (Foto: PSSI via Kompas.com)

Ada hal menarik dari dua laga "serius" yang terakhir dilakoni oleh Tim Nasional (Timnas) Indonesia, melawan Vietnam dan Malaysia,  yakni tidak dimainkannya gelandang Evan Dimas sebagai starter.

Tentu saja ini berbeda dengan apa yang terlihat saat melawan Kamboja dan Laos, Evan Dimas Darmono menjadi starter bahkan didaulat sebagai kapten bagi rekan-rekannya.

Ada apa sebenarnya? Apakah ini sekedar keperluan strategi? Atau coach Shin Tae-yong sudah tak menjadikan Evan Dimas sebagai kebutuhan primer untuk mewujudkan permainan yang sesuai keinginannya? Evan Dimas sudah dicuekin?

Pertanyaan - pertanyaan ini akan saya coba jawab dengan hati-hati.

Pada awalnya memang terlihat sebagai kepentingan taktikal semata, hanya saya juga merasa nampaknya Evan Dimas memang tak sesuai dengan karakter pemain yang diinginkan oleh Shin Tae-yong sebagai pelatih.

Rasanya saya harus memberi contoh untuk menjelaskan hal ini agar lebih jelas. 

Saya teringat akan apa yang terjadi dengan Jose Cancelo, bek modern asal Portugal yang mengkilap sekarang bersama klub Inggris, Manchester City. Saya kira ini contoh yang cocok atau paling tidak menyerupai.

Pada waktu Cancelo dijual oleh Juventus, alasan pelatih Max Allegri waktu itu karena Cancelo tidak balance saat bertahan dan menyerang. Karakteristik Cancelo inilah yang dinilai Allegri tidak sesuai dengan gaya pragmatis yang diusungnya bersama Juventus.

Maksud saya seperti ini. Allegri menginginkan seorang Cancelo yang dapat segera turun bertahan saat transisi kehilangan bola dan mentekel lawan dengan apik. 

Kekuatan pragmatisme ala Allegri memang di keseimbangan. Cancelo dianggap Allegri terlalu ofensif dengan minus kemampuan defensif.

Apa yang hendak saya maksudkan? Ide seorang pelatih itu adalah pondasinya. Selebihnya daripada itu, seperti kekuatan dan karakteristik pemain mesti mengikuti. Jika tidak, maka pilihan terburuknya disingkirkan.

Sebenarnya Allegri bisa "menunggu" Cancelo untuk bisa sesuai dengan keinginanannya, tetapi waktu untuk "membentuk" itu terlalu singkat, apalagi Allegri juga terus dikejar target.

Pilihannya menjadi sederhana, Cancelo dijual atau lebih lama di bench, dan hanya menjadi pemain pengganti. Kita sudah tahu pada akhirnya, pilihan apa yang diambil oleh Allegri.

***

Saya kira ini juga yang dialami oleh Evan Dimas, meski mungkin dengan kadar yang lebih ringan. Gaya main Evan mungkin masih belum cocok dengan skema main yang diinginkan oleh Shin Tae-yong, terutama melawan tim yang seimbang atau di atas kertas lebih kuat.

Bagaimana menilai gaya main Evan Dimas? 

Sejak bersinar di Timnas U-19 besutan Indra Sjafrie beberapa tahun lalu, pria berusia 26 tahun ini dikenal sebagai gelandang stylish. Evan nampaknya ingin mengadopsi benar gaya main dari Xavi Hernandez atau Andres Iniesta saat masa jaya Barcelona dahulu.

Pantas saja klop. Coach Indra Sjafrie saat itu memang menerapkan tiki taka, operan antar pemain yang cepat dengan penguasaan bola dominan. Evan menjadi aktor di balik aliran bola, men-delay sekaligus mengatur tempo.

Lalu bagaimana gaya main Evan itu dengan yang diinginkan Shin Tae-yong? Jika kita lihat secara detil, gaya Shin Tae-yong, jelas berbeda. Tae-yong tak ingin para pemain terlalu lama mendelay bola, apalagi dalam kondisi tertinggal.

Shin Tae-yong, nampaknya lebih ingin permainan yang lebih direct, tidak terlalu lama memegang bola, lekas mengalirkan bola dan segera bergerak merebut bola ketika kehilangan bola dengan pressing yang tinggi.

Karakteristik pemain yang nampak cocok dengan gaya main ini adalah adalah pemain yang memiliki kemampuan physical yang baik untuk berduel dengan lawan, positioning mumpuni, kecepatan saat menyerang maupun ketika bertahan.

Apakah karakteristik Evan cocok dengan gaya Shin Tae-yong ini? Tidak berlawanan, tetapi dibandingkan dengan stok gelandang yang dimiliki oleh Tae-yong, maka Rachmad Irianto dan Ricky Kambuaya lebih pas memerankan keinginan Shin Tae-yong.

Rachmad dan Ricky (2R) ini nampak kuat secara fisik, tidak gampang kehilangan bola, mampu mengalirkan bola dengan baik tanpa terlalu lama menahan bola,  dan bahkan bersiap berjibaku ketika kehilangan bola dengan pressing tinggi.

Bahkan, ketika melawan Malaysia, Shin Tae-yong lebih memilih Alfeandra Dewangga untuk mengisi sektor gelandang tengah dan mendorong Evan Dimas sebagai second striker, bukan sebagai gelandang---itupun ketika Indonesia sudah hampir dipastikan memenangkan laga.

Apakah ini berarti Evan Dimas tidak akan dipasang sebagai starter lagi melawan Singapura? Tanpa mengurangi rasa hormat untuk penggemar Evan Dimas, saya kira itu pilihan terbaik untuk saat ini.

Saya bahkan menduga, jikalau Elkan Baggot sudah pulih staminanya 100 persen, maka ada kemungkinan Alfeandra Dewangga akan didorong untuk menemani Rachmad Irianto dan Ricky Kambuaya di tengah untuk kekokohan lini tengah.

Jika tidak pun, nampaknya formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan kecepatan dan gerak pivotal Witan, Rumakiek, dan Irfan Jaya tetap akan menjadi andalan.

Evan Dimas mungkin akan masuk sebagai pemain pengganti lagi, jika sudah di titik aman.

Meskipun demikian, saya akan terus berharap, jika masuk sebagai pemain pengganti pun, Evan Dimas akan menjadi kartu truf, yang tetap dapat mengancam lawan seperti tendangannya yang menyentuh mistar gawang Malaysia di menit akhir.  Supersub yang dapat menjadi pembeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun