Di formasi ini, Irfan Jaya dan Witan, penyerang sayap kiri dan kanan Garuda mempunyai garis serang yang lebih ke depan, bahkan sejajar dengan Ezra Walian sebagai penyerang tengah.
Di laga perdana melawan Kamboja, hal ini sudah dipraktekan. Timnas memang menang 4-2 atas Kamboja, hanya, menurut saya terlalu banyak lubang yang terlihat, tetapi jika harus menyodorkan faktor utama adalah karakteristik pemain kita terutam di sektor penyerang tengah tidak memberikan support maksimal untuk strategi ini.
Maksud saya seperti ini. Di skema ini, kedua penyerang sayap diberikan pilihan menyisir sayap dan memberikan umpan ke kotak penalti.
Sayangnya, Ezra Walian atau penyerang tengah lainnya  seperti Dedik Setiawan tidak mempunyai kemampuan duel udara dan positioning yang mumpuni. Bandingkan jika ada striker Bali United, Ilija Spasojevic atau jika Ezechiel N'douassel dinaturalisasi.
Syukurnya ketika melawan Kamboja, gol tidak tercipta melalui skema seperti ini, tetapi mampu membahayakan lawan dan menciptakan situasi set piece dari tendangan sudut  yang begitu mudah menjadi gol bagi skuad Garuda.
Melawan Malaysia, saka kira, Shin Tae-yong tidak akan menggunakan skema ofensif ini lagi karena nampak tak berhasil.
Kedua, formasi 4-3-2-1 yang nampak seimbang bagi timnas Indonesia. Saya adalah penyuka skema ini, dan saya kira, ini cocok untuk karateristik pemain timnas kita.
Kunci dari sistem ini adalah menjaga jarak antar pemain untuk memastikan penguasaan bola yang dominan dan mencari momentum untuk membangun dan melancarkan serangan.
Di posisi ini, pola penyerangan akan bisa muncul dari sektor sayap, bisa juga dari tusukan Ricky Kambuaya dan Evan Dimas yang tiba-tiba muncul dari lini kedua.Â
Bahkan, skema ini dapat bertransformasi menjad 4-2-3-1 dengan mendorong Ricky Kambuaya berada di belakang Ezra Walian atau penyerang tengah untuk menjaga garis penyerangan lebih ke depan, sekaligus memberi pressure pada playmaker Malaysia.
Saya perlu memberi catatan ini karena salah satu pemain yang patut diwaspadai oleh skuad Garuda adalah Baddrol Bakhtiar. Gelandang berusia 33 tahun asal Sabah FC ini berperan sebagai jenderal lapangan tengah Malaysia.