Padahal, gaya bermain Heo yang agresif sebenarnya adalah lawan yang mudah dilewati Momota yang sangat kuat dalam bertahan.
Akan tetapi sebaliknya terjadi, Momota nampak lemas, melihat Heo yang karena kekuatan gingsengnya tampil seperti tak pernah kehabisan tenaga.
Lalu apa sesudah Momota tersingkir? Tentu saja, optimisme semakin mengembang bagi para tunggal kita agar berkiprah lebih jauh di Olimpiade Tokyo 2020 ini, khususnya Anthony Sinisuka Ginting.
Duel Momota dan Ginting yang biasa disingkat Momogi urung terjadi.Â
Syukurlah, karena meskipun duel itu ditunggu karena keseruannya, Ginting akan sulit menjadi juara jika Momota masih tampil.
Artinya sekarang tergantung Ginting sesudah menjadi juara grup dan memastikan melaju ke babak 16 besar beberapa waktu sebelum laga Momota berlangsung.
Ginting tampil mantap, dengan mengalahkan wakil Rusia, Sergey Sirant (ROC) denga skor telak 21-12, 21-10 hanya dalam 25 menit.
Sebenarnya, hal ini juga ditunjang oleh lawan yang memang jauh kelasnya di bawah Ginting.
Akan tetapi kita tentu berharap Ginting bisa seperti panzer yang semakin lama maka akan semakin panas, dan mampu mengalahkan lawan yang lebih kuat di babak selanjutnya.
Jikalau Ginting tampil hebat dan melaju mulus, maka sebaliknya dengan Jonathan Christie. Di grup G, di laga terakhirnya, Christie susah payah mengalahkan lawannya, Loh Kean Yew asal Singapura.
Perlu tiga set dengan durasi lebih dari satu jam, untuk Christie memastikan melaju ke babak 16 besar, 22-20, 13-21, 21-18.