Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Kisah Inspiratif Giannis Antetokounmpo, Pedagang Asongan yang Jadi Juara NBA

21 Juli 2021   20:22 Diperbarui: 22 Juli 2021   19:48 2274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Giannis Antetokounmpo memegang trofi MVP NBA Finals saat merayakan kemenangan Milwaukee Bucks atas Phoenix Suns di Game 6 NBA Finals 2021 di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, AS, pada 21 Juli 2021 pagi hari WIB.(Getty Images via AFP/JONATHAN DANIEL) 

Dua kata di namanya jelas menunjukan bahwa Giannis bukan asli Amerika Serikat, negara yang mendewakan basket dan mengkomersialisasikannya secara luar biasa melalui NBA.

Antetokounmpo adalah marga Nigeria, sebuah negara dari benua Afrika. Ceritanya juga bertambah kompleks dengan nama depannya, Giannis yang kental dengan Yunani.

Singkatnya seperti ini; Giannis adalah anak dari imigran Nigeria yang hidup di Yunani.

Lahir pada 6 Desember 1994 di Athena, jelas sekali bahwa Yunani bukanlah negara ideal untuk Giannis dan keluarganya.

Keluarga Antetokounmpo harus hidup keras, terlunta-lunta bahkan dapat dikatakan miskin pada awalnya di Yunani karena status mereka yang membuat orang tua Giannis kesulitan mencari kerja.

Terpaksa Giannis kecil meti ikut membantuk ekonomi keluarga dengan menjadi pedagang asongan di pinggir jalan dengan menjajakan jam tangan, tas, dan kacamata.

Tak ada rasa malu, demi hidup, Giannis mesti melakukannya. Giannis bahkan pernah merasakan ketika keluarganya tidak memiliki makanan sama sekali.

 "Kadang-kadang kulkas kami kosong. Dalam beberapa hari, kami tak sanggup menjual barang-barang dan kami tak punya uang untuk makan," kata Giannis.

Akan tetapi, benar frasa bijak yang mengatakan bahwa di dalam keadaan terburuk sekalipun pasti ada hal yang baik di dalamnya.

Di dalam perjuangan untuk hidup, ada yang membedakan Giannis dengan para penjual asongan pinggir jalan, yakni fisiknya yang terlihat tinggi besar, dan kebetulan sekali Giannis juga suak berolahraga.

Meski pada awalnya, menyukai sepakbola, tetapi tawaran untuk merubah ekonomi keluarga melalui basket, membuat Giannis memilih untuk memasukkan bola di ring basket daripada di gawang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun