Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apakah Cristiano Ronaldo akan Angkat Kaki dari Juventus?

20 Juli 2021   08:37 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:39 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massimiliano Allegri sedang berbicara dengan Cristiano Ronaldo (MARCO BERTORELLO / AFP) via Kompas.com

Continnasa sedang menunggu Cristiano Ronaldo. Belum ada yang dapat memastikan apakah Ronaldo akan kembali ke tempat pemusatan pelatihan klub raksasa Italia, Juventus itu. Terlalu banyak hal di belakang layar yang tidak diketahui publik, meski sebagai pemain, seharusnya Ronaldo akan kembali.

Alasan formalnya adalah Ronaldo masih terikat kontrak dengan Juventus hingga 2022, tetapi dinamika yang biasa terjadi ketika belum terjadi perpanjangan kontrak yang hanya menyisakan setahun itu membuat berbagai spekulasi menyeruak dengan sendirinya.

Apa yang bisa dilihat dari situasi yang melibatkan Juventus dan Ronaldo ini? Saya akan menyebut dua variabel, Massimiliano Allegri dan kluk kaya Prancis, Paris Saint Germain (PSG). 

Mari kita bahas dan mulai dari yang pertama, yakni faktor Max Allegri yang kembali didaulat Agnelli untuk menjadi allenatore La Vechia Signora.

Catatan yang tersaji dari berbagai media menyiratkan bahwa Allegri tidak menyukai Ronaldo, meski sebelum diganti Maurizio Sarri tiga tahun yang lalu, Allegri sempat menukangi Ronaldo.

Alasannya adalah gaya bermain Allegri yang dianggap terlalu pragmatis, defensive sehingga membuat Ronaldo tak nyaman.

Saya sedikit memahami gaya bermain Allegri seperti ini. Allegri sebenarnya tidak sekadar pragmatis, tetapi lebih ingin agar Juventus menjadi klub yang balance, baik dalam menyerang maupun bertahan, dua hal yang memang tak mudah dilakukan.

Mengapa? Untuk lini depan misalnya, Allegri akan memaksa para pemain depannya untuk turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan ketika balik diserang lawan.

Makanya, jika kita ingat, pemain seofensif Mario Mandzukic sekalipun di zaman Allegri akan berkorban untuk bermain dari sayap, bahkan akan sering terlihat berjibaku bersama Alex Sandro di garis pertahanan Juventus.

Akibatnya akan seperti ini. Transisi Juventus untuk menyerang kembali lawan menjadi terlalu lambat. 

Selain itu backpass yang dituduhkan Allegri haters untuk mencacinya juga terpaksa dilakukan, karena mesti menunggu garis penyerangan berada di posisinya masing-masing. 

Gaya lamban inilah yang membuat Allegri diprotes Ronaldo. Keinginan Ronaldo agar suplai bola terhadapnya berjalan cepat, tidak terjadi.

Tak ayal, pihak manajemen mesti memilih, dan akhirnya Allegri yang menghadirkan banyak gelar, tanpa sekalipun scudetto lepas, dipaksa untuk keluar dan diganti oleh Maurizio Sarri yang dipercaya lebih atraktif dan akan membuat Ronaldo nyaman.

Kenyamanan yang dimaksud lebih daripada itu, harapan besarnya adalah mampu membuat Juventus yang dapat meraih gelar Liga Champions.

Ternyata sama saja, gelar tidak diraih, Juventus zaman Sarri dan suksesornya, Andrea Pirlo ngos-ngosan meraih Scudetto. Bahkan, di Liga Champion pencapaian mereka berdua juga dapat dikatakan tak sebaik Allegri, yang pernah membawa Juventus dua kali menjadi runner-up.

Dalam rehatnya, Allegri ternyata masih memberikan pendapatnya tentang Juventus dan Ronaldo. 

Ada satu pernyataan kritis Allegri yang terlihat ofensif dan pedas menyerang Ronaldo, yakni dengan menyebut bahwa permainan Juventus tidak akan berkembang bersama Ronaldo.

Dari sisi Allegri, ada benarnya pernyataan ini. Ronaldo sentris membuat para pemain lawan akan sedikit ragu untuk tampil baik, karena sang bintang adalah Ronaldo. 

Akhirnya, ketika Ronaldo tampil buruk, maka Juventus  juga tampil buruk. Berbeda sekali dengan gaya sepak bola yang diinginkan Allegri, balance dan kolektivitas.

Sekembalinya Allegri ke Juventus, masa depan Ronaldo terus dipertanyakan. 

Meskipun beberapa kali pandit transfer seperti Fabrizio Romano dan Romeo Agresti menyebut bahwa Ronaldo akan kembali pada tanggal 25 Juli, tetapi gejolak antara Allegri dan Ronaldo, sengaja atau tidak tetap muncul di permukaan.

Terakhir, media menyorot tentang keinginan Allegri untuk memboyong Mauro Icardi, striker klub raksasa Prancis, PSG. Allegri disebut mengidolakan Icardi dan berharap Icardi akan mau bergabung bersama Juventus.

Terlalu mudah melihat keinginan Allegri ini dengan menyebut bahwa Allegri ingin agar Ronaldo segera menuntaskan kepindahannya ke PSG, meski harus melalui langkah pertukaran pemain dan itu melibatkan Icardi.

Mengapa PSG? Saya sendiri berpendapat bahwa Ronaldo juga tak menyukai Allegri. Hanya dilema yang dialami Ronaldo bersama sang agen, Jorge Mendes adalah tak banyak klub yang akan mampu menampung Ronaldo dengan gaji setinggi langit. Satu dari sedikit klub itu adalah PSG.

PSG memang di bursa transfer ini nampak atraktif sekali, nama-nama beken seperti Sergio Ramos, Giorgio Wijnaldum, dan Kiper Italia yang baru menjadi pemain terbaik Euro 2020, Donnaruma telah dipinangnya.

Apakah ini bukan berarti bahwa PSG sudah kehabisan duit untuk meminang Ronaldo? 

Tidak sama sekali, karena pemain yang disebutkan di atas disebut didapat dengan free transfer, yang berarti jika harus dan akan membeli, maka Ronaldo bisa menjadi pembelian pertama dengan kontan atau melalui pertukaran.

Karena itu saya yakin, Jorge Mendes saat ini sedang bekerja keras agar Ronaldo dipinang PSG sesegera mungkin.

Bagaimana jika itu tidak bisa dilakukan? Kemungkinan ini terbuka lebar, karena situasi finansial yang memang sulit diprediksi. Juventus gagal mengakuisisi Donnaruma dan nasib Messi di Barcelona juga nampak menggantung karena situasi ini.

Jika ini terjadi, maka sederhana sekali, akan menjadi sesuatu yang perlu ditunggu, bagaimana Ronaldo dipaksa Allegri nyetel dengan sistem bermainnya.

Kabarnya, Allegri akan memainkan 4-2-3-1, dan Ronaldo akan diminta untuk bermain sebagai pemain nomor sembilan di skema ini.

Masuk akal, karena dengan usia yang tak muda lagi, Ronaldo akan sulit dipaksa menjadi flanker yang mesti jauh bertahan di gaya Allegri.

Sebenarnya bukan sesuatu yang baru, karena di Timnas Portugal, Ronaldo sudah memerankan posisi ini dengan baik dan berbuah gelar top skor Euro 2020.

Hanya dengan catatan penting bahwa selama semusim ke depan, Ronaldo harus siap mengalami dinamika dan tak boleh ngeyel jika Allegri pada akhirnya meminta dia beristirahat lebih lama di bench.

Kabar terakhir, Mendes meminta Juventus memperpanjang kontrak Ronaldo hingga 2023. Manajemen Juventus nampaknya masih menunggu.

Apapun masih bisa terjadi, dan Mauro Icardi atau bahkan Gabriel Jesus dikabarkan masih bisa datang, dengan catatan Ronaldo angkat kaki dari Juventus. Kita tunggu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun