Saya kira diantara ketiga rekannya ini, nama Kyle Walker boleh dikedepankan.Â
Sebelum berlabuh di Etihad, Walker adalah didikan Maurichio Pochettino di rival City, Tottenham Hotspurs. Pochettino mampu merubah Walker yang sebelumnya tampil semenjana berubah menjadi bek sayap dengan naluri menyerang yang hebat.
Selepas dari Spurs, dan berlabuh di Etihad, Walker ditransformasi Guadiola dengan kompetensi yang semakin komplet. Walker bukan saja agresif tapi cepat sekaligus cerdas membaca arah permainan lawan.
Adanya Walker yang komplit itu membuat Jose Cancelo terpaksa dipinggirkan oleh Guardiola. Cancelo meski agresif tapi lemah dalam bertahan. Sebenarnya Walker bisa disamakan dengan Danilo bek kanan Brasil yang komplit juga.
Di Euro 2021, saya kira lebih dari sekali kita akan melihat Walker yang bisa berada dimana-mana. Ketika Inggris diserang balik lawan, Walker menjadi pemain yang paling dahulu menyeruduk pemain lawan dengan kecepatannya.
Di sisi lain, Walker pula dapt berperan baik sebagai bek tengah ketika diperlukan 3 bek di jantung pertahanan Inggris---seperti melawan Jerman, atau juga bergerak membagi bola sebagai gelandang bertahan.
Artinya, Gareth Southgate pantas berterimakasih, karena meski tidak serupa, tapi kesamaan para pemain yang digunakan, membuat Inggris kerap tampil menyerupai Manchester City.
***
Jika demikian, apakah Inggris akan dengan mudah mengalahkan Italia dengan gaya bermain ala Etihad termasuk? Pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, karena satu alasan, Italia saat ini mampu bermain dengan cara Chelsea menaklukkan City.
Tim mana yang meruntuhkan mimpi City menjadi juara Piala FA dan Liga Champions? The on and the only, The Blues Chelsea, dan harus diakui ada beberapa kesamaan Chelsea asuhan Thomas Tuchel dan Italia yang dibesut Roberto Mancini ini.
Jika berkaca dari pertemuan antara kedua tim, kunci menghentikan Sterling dan City adalah kekokohan lini belakang, dan keefektifan dalam melakukan serangan balik. Chelsea mampu mencetak gol tapi sulit dibobol oleh City. Sederhananya begitu.