Jika bicara babak pertama, Roberto Mancini tentu dibuat pusing oleh keadaan tersebut.Â
Mancini mungkin juga tidak percaya bahwa shoot on goal timnya nihil, sedangkan Olmo dan Oryzabal bergantian membuat kelabakan duet Chiellini dan Bonnuci di jantung pertahanan Italia yang menyebabkan Donnaruma harus menerbangkan diri menghentikan laju bola tendangan Dani Olmo.
Italia seperti kebingungan di babak pertama.
Jika ditilik, salah satu titik kelemahan Italia di babak pertama khususnya dalam membangun serangan adalah memaksakan pakem kedua penyerang sayap mereka, Lorenzo Insigne dan Fernando Chiesa untuk tetap bergerak dari garis pinggir.
Padahal mesti dimengerti bahwa strategi ini  akan berjalan jika Leonardo Spinazzola masih bisa bermain, tapi cedera tendon Achilles yang memaksa Spinazzola menepi itu,  membuat pakem ini seperti stagnan, tidak berjalan semestinya.
Wingback pengganti Spinazzola, Emerson, yang diharapkan bisa bergerak dinamis, harus diakui tidak memiliki balance yang baik soal defensif dan agresifitas seperti Spinazzola.Â
Akibatnya, Italia kebingungan bergerak dari sisi sayap, apalagi Cesar Azpilicueta dan Jordi Alba amat disiplin menjaga area mereka.
Sehabis rehat babak bertama atau selepas dari ruang ganti, Roberto Mancini seperti ingin membuktikan kejeniusannya.
Perhatikan proses gol yang terjadi dari Federico Chiesa di menit ke-60 itu. Ini yang berbeda dari pendekatan Mancini di babak pertama.
Jikalau sebelumnya pergerakan Ciro Immobile selalu berjarak dengan Chiesa atau Insigne, yang kerap bergerak melebar, Â maka dalam proses gol ini, ketika counter attack dilakukan Italia, Chiesa sudah bergerak ke tengah bahkan mendekat ke Ciro Immobile.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!