Seperti yang saya katakan menghancurkan Wembley dapat berarti keinginan untuk mengubur berbagai kenangan pahit di dalamnya.
Menariknya, salah satu tokoh yang akan disorot dalam pertandingan nanti malam, memiliki kenangan pahit yang mungkin sulit dilupakan, yakni sang pelatih Inggris, Gareth Southgate.
Southgate pasti tidak akan melupakan memori 1996 Wembley, saat Inggris bertemua Jerman di semifinal Piala Eropa.
Duel yang saya rasa, menjadi satu dari sedikit duel yang sangat ketat dan keras saat ini, dan sayangnya Southgate pada saat itu menjadi pesakitan atau antagonis bagi para pendukung Inggris di Wembley.
Mungkin kita ingat tentang kegagalan penalti Southgate yang menjadi penendang keenam Inggris dalam adu penalti dan tendangannya terlalu mudah dihentikan oleh Kiper Jerman, Andreas Koepke.
Southgate muda hanya bisa tertunduk, sedangkan pemain senior Paul Gazza Casgoigne terlihat melempar ban kapten sehabis kegagalan tersebut, karena Gazza tahu Andreas Moeller, penendang keenam Jerman tak mungkin gagal. Benar, Jerman memang berpesta di Wembley.
Southgate Cs sebenarnya tidak tampil buruk dalam pertandingan itu. Southgate bahkan menjadi salah satu pilar yang dapat mengamankan daerah pertahanan Inggris setelah banyak pemain yang mudah dipancing provokatif lawan dengan permainan keras.
Striker The Three Lions yang amat bersinar saat itu, Alan Shearer dengan cepat mengoyak gawang Andreas Koepke di menit ketiga, akan tetapi Jerman sanggup membalas di menit ke-16 setelah umpan cantik Moeller berhasil disontek Stefan Kuntz masuk ke gawang David Seaman.
Jika lihat dari proses gol ini, Southgate juga patut dipersalahkan. Southgate hanya bisa berlari pelan melihat bola yang lalu dari depannya ketika Guy Pearce sedang sibuk menjaga Stefan Kuntz.
Akan tetapi setelah gol tersebut, Inggris tidak terlihat medioker di Wembley. Semua ajakan Jerman untuk bermain bermain cepat, bermain keras dan bahkan beradu fisik diladeni Southgate dan rekan-rekan.