Juve berharap Kulu bisa membuka ruang bagi Ronaldo dan mampu merepotkan lini belakang lawan lewat aksi dribblenya, sayang itu tidak berjalan selama 65 menit--sebelum Morata masuk, karena Ronaldo juga tidak mendapatkan ruang untuk itu.
Masuknya Morata merubah irama pertandingan. Penguasaan bola yang mencapai 62 persen linear dengan kualitas serangan yang dibangun. Morata mampu membuka ruang, dan akhirnya gol tercipta bagi Juventus.
Apakah ini berarti Juve harus memainkan Morata dari awal di leg kedua nanti? YA, dengan huruf yang besar. Sebenarnya Morata juga terlihat tidak konsisten dalam perannya. Akan tetapi Juve tidak memiliki pilihan lain, apalagi karena Dybala sedang cedera.
Artinya Juve perlu berharap agar, Dybala sudah sembuh di leg kedua, sehingga pilihan untuk menggantikan Morata yang tidak konsisten menjadi ada. Kulusevski? Dia masih muda dan perlu waktu saja.
Bagaimana prediksi di leg kedua nanti? Porto kemungkinan besar akan bermain dengan pola yang sama. Bertahan.
Ini berarti kunci bagi Juve adalah berharap agar kualitas serangan mereka semakin baik, pola bermain ala Pirlo berjalan dengan baik dan berharap Pepe cs melakukan kesalahan. Jika itu berjalan, come back yang sering dilakukan Juve di Liga Champions dapat kembali terjadi. Kita tunggu saja.
Di laga lain, tuan rumah Sevilla harus dipecudangi klub Jerman, Borrusia Dortumund 2-3, saat bermain di Estadio Sanchez Pisjuan.
Modal berharga bagi Dortmund di leg kedua nanti yang lagi-lagi bisa dikatakan beruntung mendapatkan striker muda tangguh dalam diri Erling Braut Haaland yang mencetak dua gol dalam laga tersebut.
Selamat Porto, Hebat Dortmund!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H