"......... Presiden tak ada hubungannya dengan itu, dan ibu bisa komunikasi dengan Presiden lewat ajudan," kata Ferdinand di akun Twitter-nya, @FerdinandHaean3.
Saling balas terjadi di antara keduanya dan tentu saja terlihat seperti saling emosi.
Saya setuju dengan Ferdinand, Susi salah konteks, meski maksudnya baik. Biasanya dalam situasi seperti ini, saya pernah diajarin bahwa perlu ada jembatan jika maksud kita mungkin tak tepat dengan konteks tema sebelumnya.
Maksud saya seperti ini; jika Susi ingin menghubungkan hate speech dengan covid, buatlah sedikit prolog, dan tentu saja tidak nampak tendensius. Meski yang tendensius itu terkesan subyektif, tapi bagi saya ini perlu menjadi perhatian, agar persinggungannya jangan terlalu banyak.
Apalagi Susi memang akhir-akhir ini mengundang tanda tanya, khususnya bagi kubu Ferdinand cs.
Sikap Susi terhadap Abu Janda dengan meminta unfollow akun medsos Abu Janda dianggap beberapa pihak terlalu berlebihan. Ada kecurigaan-kecurigaan yang mengarah kepada tendensi politik. Susi adalah tokoh politik, dan wajar jika ada kecurigaan seperti itu.
Soal Ferdinand, saya menilai juga terlalu sensitif. Mungkin alangkah baiknya Ferdinand mengambil ini dengan lebih lembut, tidak seperti sapu bersih seperti ini.
Tapi mungkin karakter yang kita lihat selama ini dari Ferdinand, begitulah, dan mungkin saja Ferdinand yang lebih politik daripada Susi ini melihat ada sesuatu dibalik cuitan Susi entahlah.
Hanya prediksi saya, jika Susi salah konteks seperti ini, maka dia akan lebih sering berhadapan langsung dengan Ferdinand di medsos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H